Berdayakan Desa, Tingkatkan Kapasitas Non Akademik

Lahirnya kebijakan baru pemerintah tentang desa melalui Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 menjadi babak baru tata kelola pemerintahan desa. Desa diberikan berbagai kewenangan dan otoritas untuk mengelola urusan rumah tangganya sendiri. Namun, kebijakan tersebut selain menghadirkan berbagai harapan ternyata juga menghadapi beragam permasalahan dan tantangan dalam implementasinya.

Demikian dikatakan oleh Sugiman selaku Kepala Desa Tegalrejo dan Irjianto selaku Camat Gedangsari Kabupaten Gunungkidul dalam sambutan Gerakan Membangun Desa Mandiri “Sarasehan Angkringan Desa 2015” dengan tema : “Dinamika Implementasi Undang Undang Desa” yang digelar oleh Swara Kampus Kedaulatan Rakyat bekerjasama dengan Pemerintah Desa Tegalrejo, Sabtu (19/9) di Balai Desa Tegalrejo bahwa “dengan Undang – Undang Nomor 6 tahun 2014 desa akan diberikan berbagai kewenangan dan anggaran melalui alokasi dana desa untuk mengelola rumah tangga desanya sendiri. Namun, saat ini desa menghadapai berbagai kendala salah satunya yaitu kurangnya  kemampuan sumber daya manusia dalam mengelola berbagai urusan yang nanti akan ditangani oleh pemerintah desa.”

Senada dengan hal tersebut, Karno selaku peserta sarasehan dari unsur Badan Permusyawaratan Desa Tegalrejo juga menegaskan “,bahwa masyarakat desa mengapresiasi lahirnya kebijakan tersebut namun kedepan tantangannya sangatlah besar. Syarat utamanya, jajaran pemerintahan desa beserta masyarakatnya hendaknya meningkatkan kapasitas dan kemampuan melalui pendidikan baik formal maupun nonformal melalui pelatihan tentang tata kelola desa. Kami selaku masyarakat desa pada dasarnya siap bersedia untuk mengembangkan kapasitas kemampuan masing – masing harapannya terutama program tersebut mudah, dapat dilaksanakan dan terjangkau.”

Adapun Micelle dan Dimas peserta dari unsur mahasiswa disela – sela acara sarasehan menyampaikan bahwa ia dan teman – teman dari mahasiswa Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik sengaja hadir ke pelosok desa ini dan ikut aktif memfasilitasi agar dirinya memahami benar tentang dinamika pemerintahan desa beserta masyarakatnya. Selain itu, agar dapat mengembangkan ilmu langsung terjun kemasyarakat. Hal seperti ini jarang didapatkan dalam kegiatan akademik didalam kelas. Kegiatan ini meskipun non akademik namun ini kesempatan mahasiswa untuk mendapatkan ilmu langsung dari sumbernya yaitu para pemangku kepentingan dan masyarakat desanya.”    

Sedangkan, Drs Idham Ibty, SIP MSi, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik University Of Petroleum menjelaskan bahwa “kunci sukses dalam implementasi Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 selain desa perlu sesegera mungkin untuk mencermati berbagai potensi lokal dan memberdayakannya juga perlu mengembangkan modal sosial yang saat ini ada tumbuh dan berkembang  dimasyarakat yakni salah satunya adalah gotong royong. Beragam potensi didesa Tegalrejo ini dapat dikembangkan tentu saja dengan mendorong kerjasama dengan pihak terkait seperti pemerintah, swasta dan perguruan tinggi.

Perguruan tinggi dapat dilibatkan dalam kerangka program peningkatan kapasitas tata kelola pemerintahan desa. Nantinya kita dapat bersama – sama secara partisipatif merumuskan program pembelajaran melalui Sekolah Desa Mandiri. Sekolah ini dapat menjadi program pembelajaran bersama sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan. Kegiatan ini juga dapat menjadi media berbagi pengalaman dan mencari solusi atas berbagai permasalahan desa yang dihadapi ”.

Berlakunya kebijakan tentang desa ini menjadi pintu gerbang transformasi nasib masa depan desa agar menjadi lebih baik, mandiri dan sejahtera. Gerakan Membangun Desa Mandiri (GERBANGSARI) dimaksudkan sebagai tekad bersama multi stakeholder terutama masyarakat desa untuk menjalankan amanat undang – undang secara konsekuen dan bertanggungjawab. (T.S)

Ketika Artis Berbicara Generasi Pembaharu

Diskusi dan Tanya jawab dalam kalangan mahasiswa bukanlah hal yang baru. Mahasiswa yang kental disebut sebagai agen perubahan sudah selayaknya peka terhadap persoalan yang dihadapi oleh masyarakat sekitarnya. Mengangkat fenomena yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dan memunculkan solusi cerdas dalam sebuah diskusi merupakan suatu hal yang mutlak untuk dilakukan oleh mahasiswa.

Mahasiswa Universitas Proklamasi (UP) 45 Yogyakarta yang tumbuh dalam kejumudan berpikir tak mau ketinggalan dari tradisi diskusi. Pada kamis (19/05/2016), mahasiswa UP 45 menggelar diskusi publik menghadirkan Aris Kurniawan, salah satu artis Nasional dengan Indra Wahyudi, M.Si., salah satu Dosen Fakultas Psikologi UP 45.

Acara diskusi dengan mengundang Artis sebagai pembicara merupakan suatu ide kreatif mahasiswa untuk membuat suasana lebih menarik. Nur Hadi, salah satu dosen yang menjadi pelopor Mahasiswa untuk mengadakan acara ini menyatakan bahawa diskusi dengan mengundang Artis sebagai pembicara merupakan upaya meningkatkan minat dan semangat mahasiswa. “kalau diskusi yang menjadi pembicara dosen, kaum intelektual, itu biasa. Tapi kalau kita mengundang artis untuk menjadi pembicara kan lebih menarik?” demikian kata Nur Hadi pada Selasa (10/05/2016), ketika dirinya ditanya mengenai diskusi tersebut.

Diskusi yang bertempat di ruang seminar UP 45 itu mengangkat tema “Membangun Generasi Pembaharu”. Pada kesempatan itu, Aris bersama Indra memaparkan seperti apa generasi pembaharu dan bagaimana seharusnya untuk menjadi generasi pembaharu. Menurut Aris, generasi pembaharu tidak harus orang istimewa. Siapapun mampu asal mempunyai kemauan. “untuk menjadi generasi hebat yang membawa perubahan positif untuk sekitarnya tidak harus anak orang kaya, tidak harus anak orang hebat. Siapapun bisa asal punya kemauan,” kata Aris di tengah-tengah pemaparannya. Aris juga menyampaikan motivasi agar mahasiswa memiliki semangat yang tinggi. Tidak perlu minder atas kekurangan yang dimiliki, sebab yang menjadi penentu kesuksesan itu kemauan diri seseorang.

Acara yang diselenggarakan di ruang seminar Gedung Soekarno UP 45 itu dihadiri oleh mahasiswa UP 45 dari berbagai jurusan, dosen dan karyawan. Para peserta tampak antusias mengikuti acara hingga selesai.(T.S)

Fakultas Psikologi UP45 Sukseskan Performance Day Kamulan School

Keceriaan wajah anak-anak TK Kamulan semakin memeriahkan acara performance day Kamulan School. Acara yang langsung dibuka dengan fashion show anak-anak yang mengenakan baju dengan desain kreatif menggunakan bahan yang tergolong uniq bila dikenakan sebagai baju, seperti kertas kardus, plastik bekas kemasan sabun cuci dan sebagainya. Anak-anak dengan penuh percaya diri berjalan melenggang di catwalk layaknya pragawan-pragawati profesional. Ada pula anak yang mungkin merasa gugup karena disaksikan oleh para orang tuanya dengan berebut memfoto sehingga si anak pun menangis dan segera lari dari atas panggung. Demikian sepenggal dari berbagai kelucuan yang mewarnai kemeriahan acara yang mengangkat tema Earth day  hasil kerjasama TK Kamulan dengan Fakultas Psikologi UP45 pada Jumat 3 Juni 2015.

Ibu Susilani Ani Maghfirah selaku Direktur Kamulan mengucapkan terima kasih atas segala dukungan dan kepercayaan yang diberikan oleh para orang tua serta kerjasama yang telah terjalin dengan begitu sangat baik selama satu semester dengan Fakultas Psikologi UP45. Ibu  Dewi Handayani H, S.Psi., M.Psi., selaku Wakil Rektor II UP 45 Yogyakarta sebagai perwakilan tokoh memberikan kesan dan pesan apresiasi terhadap TK Kamulan yang penuh perhatian pada lingkungan dan kebinekaan. 

Kerjasama yang terjalin antara TK Kaulan dengan Fakultas Psikologi UP45 hingga saat ini berupa pendampingan pada murid dengan kegiatan menggambar yang dilaksanakan setiap hari Selasa pada minggu ke 3 dan 4. Kesempatan bagi mahasiswa Fakultas Psikologi yang begitu berharga untuk dapat belajar serta secara langsung berinterkasi dengan anak-anak usia Paud hingga usia Taman Kanak-kanak. Mahasiswa Fakultas Psikologi yang diterima menjadi guru TK di TK Kamulan adalah Dewi Larasati dan Ahmmad Mutamakin. (W.W)

Menulis Secara Kreatif Dan Menyenangkan

Informasi merupakan sebuah entitas yang berpotensi untuk menjadi sebuah kekuatan sekaligus sumber kebingungan bagi banyak individu. Setiap hari kita ditantang untuk berhadapan dengan informasi yang melimpah ruah dan melaju dengan kencang dalam berbagai format yang tak terhitung pula jumlahnya. Keterampilan dasar dalam melek informasi yaitu kemampuan untuk mengakses, mengevaluasi dan menggunakan informasi dari berbagai sumber secara efektif menjadi sebuah keahlian yang teramat penting dan harus dikuasai oleh semua pihak baik pustakawan maupun pengguna. Demikian dijelaskan oleh Bapak Budi Wibowo, SH., MM., selaku Kepala Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah DIY ketika memberikan kata sambutan dalam acara Workshop Literasi Informasi Ilmiah di Hotel Grage Jogjakarta (19/5).

Acara workshop hasil kerjasama BPAD DIY dengan Universitas Proklamasi 45 yang dihadiri oleh Pejabat Fungsional Pustakawan dan Arsiparis di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan moderator Bapak Anang Fitriyanto, S.Sos., menekankan pengembangan keterampilan menulis bagi pustakawan. Bapak Budi selaku Kepala BPAD DIY memaparkan tentang pentingnya menulis bagi pengembangan karir. ”Pustakawan harus memiliki kesadaran bahwa informasi digunakan sebagai rangkaian sebuah proses pemikiran kritis dan evaluasi sehingga mampu menjadi landasan konsep berpikir pustakawan untuk memperjuangkan dan menyebarluaskan kemampuan litersi informasi”, ungkap Bapak Budi.

Perkembangan teknologi saat ini semakin mempermudah setiap individu untuk memperoleh dan mempublikasikan informasi. Kemampuan yang perlu dikembangkan untuk menghadapi perkembangan teknologi informasi saat ini salah satunya yaitu mengembangkan keterampilan menulis secara kreatif. Terdapat korelasi antara kemampuan membaca dan kemampuan menulis. ”Individu yang memiliki kemampuan menulis yang baik biasanya memiliki kemampuan yang baik pula dalam membaca. Namun tidak semua individu yang mampu membaca dengan baik juga mampu menjadi penulis yang baik”. Demikian diungkapkan oleh DR. Arundati Shinta ketika menjelaskan materi tentang tips dalam pembuatan karya tulis. Bekal membuat karya tulis yaitu dengan benyak membaca kemudian membuat ringkasan dengan menggunakan kalimat yang mudah dipahami serta mencatat secara lengkap sumber informasi yang telah dibaca.

Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA., sebagai salah satu pembicara dalam Workshop Literasi Informasi Ilmiah mampu mengajak para peserta untuk bersemangat secara bersama-sama mempraktikan keterampilan membuat karya tulis dengan cara praktis dan efektif. Antusiasme peserta tampak dalam menuangkan ide-ide spontan dalam karya tulis dengan menggunakan judul yang kreatif dan menarik untuk dibaca. Para peserta pun  terlibat secara aktif dalam sesi diskusi serta tanya jawab. ”Menulis merupakan ekspresi pikiran, gagasan, pendapat, pengalaman disusun secara sistematis dan logis. Hal terpenting bagi individu yang ingin menulis hanya niat atau kemauan”, ungkap Wahyu.

Banyak kalangan meyakini bahwa peradaban masa depan adalah masyarakat Informasi (information society) yaitu peradaban ketika informasi telah menjadi komoditas utama dan interaksi manusia telah berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Teknologi informasi saat ini pun telah berkembang dengan pesat. Informasi apapun kini mudah diakses oleh siapapun dan dengan mudah pula dipergunakan untuk tujuan apapun. Upaya yang dapat dilakukan sebagai respon positif terhadap perkembangan teknologi informasi tersebut yaitu meningkatkan literasi masyarakat dengan mendidik berpikir kritis terhadap informasi yang diterima.(W.W)

Membangun Kemitraan Dengan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul

Road Show Kemitraan Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Era otonomi daerah menjadi babak baru bagi pemerintah daerah dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui daya saing daerah yang unggul. Pemerintah daerah dengan berbagai potensi dan permasalahan yang ada diharapkan mampu mengelolanya secara baik sehingga berdampak pada kemajuan daerah. Untuk itu, kemitraan dengan berbagai stake holderbaik itu swasta, perguruan tinggi dan kelompok – kelompok masyarakat menjadi penting bagi penngembangan potensi sumber daya lokal bagi kemakmuran masyarakat. Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta sebagai institusi pendidikan merasa terpanggil dan perlu sesegera mungkin membangun sinergi dengan pemerintah daerah khususnya Pemerintah Kabupaten Gunungkidul untuk bersama – sama mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Hal tersebut terungkap dalam Temu Silaturahmi dan Audiensi antara jajaran Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta dan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Senin (14/4) di Ruang Wakil Bupati Gunungkidul. Kegiatan yang diinisiasi oleh Bagian Kerjasama BPK Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta ini disambut dengan suasana santai namun penuh akrab kekeluargaan oleh jajaran Pemerintah Kabupaten Gunungkidul yang diterima oleh Dr Immawan Wahyudi MH selaku Wakil Bupati Gunungkidul dan didampingi oleh Drs Sudodo MM selaku Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul.

Sedangkan jajaran UP45 antara lain M. Ali Sukrajab, SE MBA selaku wakil Rektor III dan Syamsul Ma’arif,  ST Meng selaku Wakil Rektor I serta didampingi Syamsudin, MA selaku Assisten Wakil Rektor III, Umi Haryani SESelaku Kepala BAU dan Nurhadi, MPA selaku Bagian Kerjasama UP45. Dalam kesempatan tersebut menurut M. Ali Sukrajab mengatakan bahwa ,” UP45 merupakan institusi perguruan tinggi yang concern mencetak generasi muda untuk siap diterjunkan dalam kehidupan masyarakat. Kewajiban Universitas Proklamasi 45 tidak hanya mencetak cendekiawan muda, tetapi perlu memberikan kontribusinya melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi. Wujud kepedulian UP45 diantaranya ada program pengembangan mutu pendidikan melalui kegiatan Sahabat Pendidikan yaitu pelatihan pengembangan profesi guru, pelatihan bakat minat siswa dan penguatan kapasitas kelembagaan sekolah melalui Sekolah Tanggap Bencana dan Good School Governance”.

Sedangkan Syamsul Ma’arif menambahkan bahwa ,“ beragam karya pengabdian yang telah dilakukan oleh dosen maupun mahasiswa melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Dengan demikian, keberadaan UP45 sebagai institusi pendidikan tidak hanya dirasa unggul dalam hal memberikan pendidikan, melainkan juga unggul dalam berkontribusi terhadap pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. Berbagai penelitian yang basisnya pengembangan masyarakat telah kita lakukan. Selain itu, inovasi teknologi tepat guna juga dilakukan terus menerus untuk menjawab berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat. Berbagai inovasi tersebut diantaranya adalah alat pewarna dan pengering batik serta pabrik gula mini yang dapat dimanfaatkan kelompok masyarakat dalam meningkatkan usaha ekonominya.”

Adapun Nurhadi, selaku Bagian Kerjasama UP45 menegaskan bahwa “,memasuki babak baru otonomi daerah dan diberlakukannya regulasi baru tentang desa melalui Undang – Undang Nomor 06 Tahun 2016 tentang Desa, pemerintah daerah khususnya Pemerintah Kabupaten Gunungkidul sebenarnya telah menemukan momentumnya untuk senantiasa melibatkan partisipasi masyarakat (desa) dalam pembangunan daerah. Spirit kebijakan baru desa tersebut adalah “membangun desa dan desa membangun”. Kebijakan atau program – program kegiatan pihak supra desa khususnya pemerintah kabupaten hendaknya diintegrasikan dengan kebijakan lainnya yang basisnya untuk mengatasi berbagai permasalahan masyarakat desa. Kebijakan pemerintah kabupaten harus berorientasi pada kebutuhan masyarakat (desa). 

Untuk itu, UP45 terus menerus menginisiasi berbagai program pengabdian masyarakat yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat desa antara lain dalam bidang pendidikan yaitu Sahabat Pendidikan. Sedangkan dalam pemberdayaan masyarakat desa tengah dijalankan program Gerakan Membangun Desa Mandiri melalui campaign, peningkatan kapasitas tata kelola desa bagi jajaran desa dan penguatan kelembagaan desa”.

Menanggapi hal tersebut, Dr Immawan Wahyudi MH menjelaskan bahwa ,”Pemerintah Kabupaten Gunungkidul berterima kasih sekali atas dukungan UP45. Wilayah Kabupaten Gunungkidul adalah wilayah terluas di DIY dibandingkan 4 kabupaten/kota di DIY ini yaitu 60 % wilayah DIY adalah Gunungkidul. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul tidak bisa sendiri dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakatnya. Berbagai pihak berkenan membantu Gunungkidul, hal tersebut kami bersyukur bahwa itu rejeki bagi kami. Banyak hal yang belum tergarap dalam pengembangan potensi di Gunungkidul. Jika hal itu dilakukan seperti pengembangan desa melalui desa wisata atau wisata hutan serta pengelolaan sampah akan sangat memnbantu bagi masyarakat Gunungkidul.

Sedangkan Sugiman selaku Kepala Desa Tegalrejo Kecamatan Gedangsari Kabupaten Gunungkidul ditemui secara terpisah oleh Bagian Kerjasama UP45 beberapa waktu lalu mengatakan bahwa, Pemerintah Desa Tegalrejo  beserta masyarakat berterima kasih atas jalinan kerjasama yang saat ini telah terjalin melalui berbagai kegiatan. Kesepakatan kerjasama yang telah dilembagakan bersama antara Pemerintah Desa Tegalrejo dan UP45 diharapkan semakin mempererat kerjasama dalam mengembangkan potensi sumber daya desa Tegalrejo. Kedepan, Desa Tegalrejo akan dijadikan kawasan sentra desa wisata batik dan saat ini telah dipersiapkan sarana prasarana baik pemerintah desa, pemerintah daerah dan propinsi. Untuk itu, uluran tangan berbagai pihak khususnya UP45 sangatlah diharapkan.” tandas Sugiman disela – sela menandatangani lembar Nota Kerjasama antara Pemerintah Desa Tegalrejo dengan Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta.