UKM Taekwondo Raih Medali Emas dan Perunggu Dalam Yogyakarta Student Championship 2016

Perkembangan jiwa seseorang sangat dipengaruhi pendidikan fisik maupun mentalnya. Pendidikan melalui latihan olah raga seni beladiri bukan hanya sekedar melatih seseorang menjadi juara bertarung di arena, namun yang terpenting justru pada filosofi keseimbangan yang bertalian dengan aspek-aspek kejiwaan yang amat dalam dan kompleks, disamping itu seni beladiri juga mengajarkan muatan-muatan yang berjalur moralitas

Unit Kegiatan Mahasiswa Taekwondo Universitas Proklamasi 45 (UP45) pada kamis (1/6/2016) dalam ajang kejuaraan pelajar dan mahasiswa melalui Yogyakarta Student Championship 2016 yang dilaksanakan di GOR Tridadi, Sleman, Yogyakarta mengikutkan 11 atlit taekwondo dan berhasil meraih medali emas dan perunggu.

Antusias para mahasiswa taekwondo UP45 dalam kegiatan ini, terlihat sebelumnya dalam latihan-latihan yang diadakan tiap minggu. Antusias itu menghantar mereka dalam ajang tersebut. Merupakan prestasi yang luar biasa karena para mahasiswa ini mampu mengikuti kejuaraan tingkat nasional dan mendapatkan medali emas melalui taekwondoin Moh. Virdaus dan medali perunggu melalui taekwondoin Yuhirman, 2 mahasiswa ini merupakan mahasiswa Teknik Perminyakan Angkatan 2015.

Yuhirman saat ditemui oleh Humas menyatakan perasaannya pada awal tanding gugup, tapi setelah diarena itu perasaan gugupnya hilang dan berusaha agar dapat menyelesaikan pertandingan ini. “Ini merupakan pertama kali saya mengikuti kejuaraan, sebelumnya gak ada niat buat belajar taekwondo, tapi setelah masuk UP45 merasa tertarik masuk dalam UKM Taekwondo dan langsung mengikuti kejuaraan tingkat nasional ini untuk kategori under 68” Lanjut Yuhirman.

Dalam pertandingan ini seperti yang disampaikan oleh pelatih taekwondo tingkat nasional Budi Setiadi Ibrahim, SH (DAN IV Kuk Ki Won) “ini merupakan pertandingan pertama, jadi serangannya cukup yang sederhana yang terpenting yakin poinnya masuk”. Hal ini juga di pertegas oleh Anggi Laksamana (Pelatih UKM Taekwondo UP45) “ini merupakan pertandingan pertama, mewakili nama kampus walaupun mereka masih sabuk hijau tapi berani melawan atlit PON, atlit Jurnas, itu merupakan kebanggaan dan pengalaman sekaligus gambaran untuk kejuaraan besar aja dapat poin walaupun kalah poin. Harapannya di kejuaraan next time akan lebih baik lagi”

Direncanakan pada bulan Agustus nanti para atlit ini akan mengikuti kejuaraan lainnya yang dilaksanakan di DIY, harapannya untuk pihak kampus dapat sepenuhnya mendukung untuk keikutsertaan para atlit (G.S)

EMGI UP45 Gelar Seminar Nasional Kapita Selekta Migas, Hadirkan Kepala SKK Migas

Berbincang mengenai industri Migas dewasa ini hampir tidak pernah ada habisnya. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, industry migas seakan menggeliat. Selain itu, meningkatnya permintaan juga menjadi pendukung berkembangnya industri migas.

Namun demikian, seiring dengan perkembangan itu, banyak problema yang kerap hinggap dalam keberlangsungan industri migas. Potensi yang cukup menjanjikan dalam industri migas menjadi pintu masuk permasalahan-permasalahan tertentu, misalnya korupsi.  Sebagaimana dipahami bersama, korupsi di Indonesia bukan suatu topik yang baru. Indonesia dengan sistem birokrasi yang masih terdapat celah di beberapa bagian, menjadi suatu titik kelemahan sehingga terjadi korupsi.

Berkaitan dengan hal tersebut diatas, Energy Management and Governance Institute (EMGI) Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta menggelar seminar nasional Kapita Selekta Migas dengan tema “pemberantasan korupsi yang efektif untuk masa depan migas di Indonesia”. Dalam sambutannya, Edward Bot selaku Direktur EMGI UP45 menyampaikan bahwa seminar semacam itu merupakan agenda #EMGI UP45 yang dilakukan setiap tiga bulan sekali. Hal ini diselenggarakan untuk menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa UP45 di bidang industri migas dan mewujudkan visi misi UP45 yaitu untuk menyediakan sumberdaya manusia yang kompeten di bidang perminyakan.

Seminar nasional tersebut digelar di gedung seminar UP45 dengan menghadirkan Amien Sunaryadi, AK.,MPA.,CISA., sebagai pembicara. Amien Sunaryadi yang menjabat sebagai kepala SKK Migas  itu memaparkan kepada peserta seminar mengenai indutri migas di Indonesia.

Pada awal materinya Amien menyampaikan bahwa saat ini cadangan minyak di Indonesia telah menurun. Sedangkan  cadangan gas masih banyak . Oleh karena itu, perlu dilakukan eksplorasi. Sebenarnya Indonesia dapat memanfaatkan gas tersebut dalam produk berupa Liquefied natural gas (LNG). Hanya saja fasilitas untuk produksi dan distribusi LNG di Indonesia masih terbatas. “kita bisa memproduksi LNG, tetapi fasilitas untuk menerima LNG di Indonesia masih belum memadai,” demikian kata kepala #SKK #Migas itu. Lebih lanjut pihaknya menyampaikan bahwa untuk memenuhi kebutuhan migas karena cadangan mulai menipis, maka harus dilakukan eksplorasi.

Terkait dengan tema seminar nasional pada hari itu, Amien menjelaskan bahwa pada saat eksplorasi itulah kadang terjadi korupsi. Hal ini disebabkan karena banyak factor. Misalnya karena memang menyalahgunakan anggaran atau bisa jadi karena kesalahan prosedur. Oleh karena itu pihaknya memberikan pemahaman secara mendetail kepada peserta terkait dengan industri migas terutama dibidang prosedur kebijakan hukumnya.

Seminar nasional yang diselenggaran pada Sabtu (28/05/2016) itu dihadiri oleh mahasiswa dan dosen dengan penuh minat. Minat peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan dan tanggapan yang diajukan kepada pemateri. Selain itu juga terlihat dengan penuhnya kursi yang tersedia di gedung seminar itu. Acara berlangsung mulai dari pagi dan berakhir pada tengah hari. (T.S)

Kreatif dan Berdaya Juang

Mahasiswa sebagai anggota dari sebuah lembaga pendidikan tinggi dituntut untuk memiliki kemandirian dan tanggungjawab untuk menyelesaikan tugas akademik yang telah ditetapkan guna mencapai kompetisi lulusan yang diharapkan oleh perguruan tinggi yang menjadi almamaternya. Bagi mahassiswa yang tidak memiliki kesiapan mental yang baik maka akan menemui kesulitan dalam memenuhi tugas dan tanggungjawabnya. Beragam sikap mahasiswa dalam merespon aktivitas belajar di bangku kuliah merupakan salah satu bentuk respon terhadap situasi yang dipandang sebagai situasi yang penuh tantangan dan tekanan. Hendaknya mahasiswa menjalankan tugas belajar sebagai tantangan dan tanggungjawab yang harus diselesaikan sehinggga menjadi mahasiswa yang sukses meraih gelar sarjana bahkan menyandang predikat cumlaude. Mahasiswa menjalani proses belajar sebagai penempaan potensi diri untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik dengan sikap kreatif dan berdaya juang

Kreativitas adalah proses penyatuan pengetahuan dari berbagai bidang pengalaman yang berlainan untuk menghasilkan ide yang baru dan lebih baik (West, M, 2000). Menurut Cambell (1986), dan Glover (1990), kreativitas merupakan kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya: baru (novelty), yang berarti inovasi, belum pernah ada sebelumnya dan aneh; berguna (useful), yang berarti lebih praktis, mempermudah, mengatasi kesulitan, dan menghasilkan yang lebih baik; dimengerti (under-standable), yang berarti hasil yang sama dapat dimengerti atau dipahami dan dapat dibuat pada waktu yang berbeda. Rendahnya kreativitas pada mahasiswa ditunnjukkan antaralain mahasiswa yang pasif dan tidak mempunyai semangat memunculkan ide-ide kreatifnya dalam mengikuti kegiatan kuliah, kurangnya kemampuan yang memadai dalam  menulis karya ilmiah, kurangnya ketertarikan mahasiswa dalam penelitian, kurangnya kemampuan akademis. Kondisi kreativitas yang rendah bedampak pada mahasiswa tidak mampu melihat kemungkinan bermacam-macam solusi penyelesaian masalahnya sehingga mahasiswa cenderung kurang memiliki daya juang terhadap kesulitan yang terjadi di dalam mengatasi masalahnya.

Daya juang menurut Stolt (1997) adalah kemampuan yang dimiliki individdu untuk bertahan dalam menghadapi dan mengatasi segala kesulitan yang terjadi dengan terus ulet dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Kemampuan seseorang untuk menggerakkan tujuan hidupnya ke depan yang merupakan tingkat kemampuan untuk bertahan dan mengatasi kesulitan yang dihadapi atau yang dikenal sebagai daya juang diperkenalkan oleh Stoltz (2000) sebagai Adversity Quotient. Menurut Stoltz (2000), orang yang adversity quotient-nya rendah, akan tumbuh menjadi orang yang tidak mampu bertindak kreatif. Kecenderungan mahasiswa memiliki daya juang rendah ditunjukkan dengan adanya sikap prokratinasi karena tidak terbiasa dengan system kerja terjadwal dengan pengaturan waktu terbatas serta adanya permasalahan pribadi yang berdampak pada rendahnya motivasi belajar dan rendahnya prestasi belajar. Rendahnya daya juang juga tampak pada orientasi yang lebih tertuju pada hasil bukan pada proses dalam menjapai tujuan.

Pengembangan karakter kreatif dan ber-daya juang yang tidak optimal sangat dimungkinkan dapat terjadi ketika proses pendidikan dan pengajaran yang berlangsung di kelas kebanyakan dilakukan sebatas text book tanpa pengembangan ilmu yang memadai. Terkadang para dosen melakukan pengajaran tanpa meng-update perkembangan ilmu di bidangnya. Lebih ironis lagi jika ada akademisi atau para dosen yang menganggap mengajar hanya sebatas kewajiban, yang jika sudah terpenuhi jam yang ditentukan maka berakhir sudah kelas tersebut. Hal tersebut akan berdampak pada banyaknya jumlah lulusan dari perguruan tinggi namun tidak memenuhi kebutuhan kerja atau dunia industri yang sekarang ini terus berkembang. Lulus dengan IP (indeks prestasi) yang tinggi, ternyata di dunia kerja tidak mampu bersosialisasi, beradaptasi, dan berkomunikasi.

Mensikapi kondisi yang memprihatinkan dalam pendampingan mental  mahasiswa maka sudah selayaknya apabila secara gigih setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan belajar-mengajar untuk mengadakan perubahan ke sistem pengajaran yang lebih up to date sehingga menjadi kegiatan belajar dan mengajar yang semakin bermakna. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam proses pembangunan, kalau tidak ingin bangsa ini kalah bersaing dalam menjalani era globalisasi. Secara nyata seperti halnya yang diupayakan oleh Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 menyatakan siap mencetak tenaga kreatif dan berdaya juang sehingga mahasiswa mampu bersikap dan berperilaku dalam membawakan diri berkarya di bidang keahliannya maupun dalam berkehidupan bersama di masyarakat. Demikian diikrarkan pula oleh mahasiswa Fakultas Psikologi UP45 ketika mengadakan acara rekreasi dan refleksi bersama di Candi Gedong Songo dan Gedung Lawang Sewu, Semarang pada Minggu, 5 Juni 2016. (W.W)

Psikologi UP45 On The Road Mengembangkan Empati Dan Altruisme

Anak-anak panti asuhan Ikhlasul Amal menyambut dengan wajah ceria kehadiran mahasiswa Fakultas Psikologi UP45. Acara kunjungan diawali dengan sambutan dari perwakilan pengurus panti dilanjutkan dengan beramah tamah. Anak-anak larut mendengarkan cerita dari beberapa buku yang dibacakan secara bergantian oleh Kak Unsya, Kak Antoni dan Kak Toro, mahasiswa Psikologi UP45.  Suasana bertambah akrab ketika para mahasiswa membagikan buku-buku bacaan sebagai tali kasih kepada anak-anak di panti asuhan yang berada di Jl. Sumur Umbul 103, Mlatibaru Semarang pada Minggu 5 Juni 2016.

Acara kujungan ke panti asuhan merupakan bagian dari kegiatan Psikologi Berbagi dari Fakultas Psikologi UP45. Bersamaan dengan menyambut datangnya bulan Ramadhan, kegiatan dengan tema ”Psikologi On The Road” kali ini, mahasiswa berbagi kasih kepada anak-anak di luar kota Jogja. Bapak Muhammad Arifin sebagai Pembina panti asuhan yang dihuni oleh 139 anak mengucapkan terima kasih atas kunjungan mahasiswa. ”Kami tidak menyangka kedatangan Mbak dan Mas mahasiswa UP 45 yang hanya sebentar mampu membuat anak-anak bahagia dengan bercanda dan belajar besama” ungkap Bapak Arif.

Kegiatan kunjungan ke panti asuhan diharapkan mampu mengembangkan rasa empati dan menumbuhkan jiwa altruisme pada mahasiswa. Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri sendiri dalam keadaan psikologis orang lain dan untuk melihat suatu situasi dari sudut pandang orang lain. Sedangkan altruisme dapat didefinisikan sebagai hasrat untuk menolong orang lain tanpa memikirkan kepentingan sendiri.  Altruisme merupakan minat yang tidak mementingkan diri sendiri untuk menolong orang lain

Rasa empati dan altruisme para mahasiswa semakin tampak nyata ketika perjalanan pulang menuju kota Jogjakarta melewati daerah Simpang Lima di kota Semarang. Mahasiswa berinisiatif sejenak menghentikan perjalanannya dan bergabung bersama anak-anak penjual Koran di pinggir jalan untuk turut sekedar membantu menjualkan Koran kepada para pemakai jalan. Sikap spontan mahasiswa untuk membantu menjual Koran, kondisi tersebut sesuai dengan yang dijelaskan oleh  Zuchdi (2003) bahwa setiap orang dapat meningkatkan kepekaan perasaan sehingga memiliki tenggang rasa yang tinggi, yakni dengan membayangkan suatu keadaan dilihat dari sudut pandang orang lain. Dengan jalan demikian orang akan menjadi lebih peka terhadap reaksi orang lain, dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, akibat selanjutnya orang tersebut dapat lebih memahami orang lain dan dapat memotivasinya untuk melakukan yang terbaik. (W.W)

Menumbuhkan Motivasi Menulis Pada Anak Melalui Psikologi Berbagi

Motivasi dan kemampuan siswa dalam menulis dapat meningkat dengan menerapkan pendekatan pembelajaran yang menarik, salah satunya adalah dengan bersifat menyenangkan dan dapat menarik perhatian siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik. Kegiatan menumbuhkan motivasi menulis pada anak sebagai peserta didik terlaksana hasil kerjasama antara Fakults Psikologi UP 45 dengan SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta yang diikuti oleh 165 siswa kelas 1-3. Kegiatan ini melibatkan mahasiswa sebagai Tim Psikologi UP45, dosen dan para guru pendamping. Begitu pentingnya menumbuhkan motivasi menulis sejak dini pada semua peserta didik maka diadakan acara dengan mengangkat tema  “Kegiatan menulis itu asyik bagi siswa”, demikian diungkapkan oleh Ibu Lily Halim, S.Pd. selaku Kepala Sekolah yang berlokasi di Jl. Jambon No. 41 Kricak, Tegalrejo, Kota Yogyakarta, DIY, pada Kamis 9 Juni 2016.

Berdasarkan hasil penelitian pada beberapa sekolah dasar di Amerika, kemampuan menulis (handwriting) cenderung kurang diutamakan dan sebagian besar sekolah dasar sudah menghilangkan menulis dari kurikulum pengajarannya (Westwood, 2008). Menurut Medwell dan Wray (2007 dalam Westwood, 2008), hal ini terjadi karena menulis dianggap sebagai hal yang dapat dikuasai anak tanpa harus belajar. Padahal, menulis merupakan hal yang cukup rumit karena melibatkan koordinasi persepsi, visual dan motorik. Menulis juga merupakan kemampuan dasar yang harus dikuasai untuk mempermudah penyampaian gagasan dan menunjang keberhasilan berbagai bidang akademis lain (Westwood, 2008).

Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang lebih rumit jika dibandingkan dengan membaca, karena melibatkan berbagai kemampuan sekaligus terutama koordinasi visual – motor dan membutuhkan banyak latihan sehingga menghasilkan suatu tulisan yang runtut dan padu. Menumbuhkan minat terhadap menulis pada anak-anak tentunya tidak mudah. Seorang guru sebagai pendamping anak dalam belajar hendaknya pandai dalam memilih pendekatan, metode, teknik, maupun model pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan aktif, inovatif, kreatif, efektif,menyenangkan, serta bermakna bagi siswa. Demikian Dr. Arundati Shinta beserta Tim Psikologi UP45 memadukan antara bercerita dan menggambar untuk menumbuhkan minat siswa dalam menulis.

Anak-anak diminta menuliskan cita-citanya. Selanjutnya menuliskan alasan mengapa mereka memilih cita-cita tersebut. Para siswa kemudian dibimbing untuk menceritakan tentang apa saja yang mereka ketahui teentang profesi yang dicita-citakan tersebut. Seperti tentang pakaian seragam dan alat yang digunakan. Pada akhir kegiatan para siswa diajak untuk berani tampil di depan teman-temannya untuk menceritakan tentang apa yang telah mereka tuliskan. ”Agar anak-anak mau dan terbiasa menulis, maka arahkan mereka untuk menceritakan tentang apa yang mereka ketahui dan impikan”, demikian dijelaskan oleh ibu Shinta. (W.W)

Geliat Asrama Daerah

Seiring perkembangan jaman, lulusan SMA/SMK/sederajat animo untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi ke perguruan tinggi terus meningkat. Pertumbuhan perguruan tinggi dengan berbagai keunggulannya juga tengah berkembang semakin pesat. Namun saat ini, terkadang lulusan SMA/SMK/sederajat kurang mendapatkan informasi dan wawasan yang memadai tentang perguruan tinggi. Informasi tersebut tentang sistem pendidikan perguruan tinggi, program studi, pembiayaan dan program beasiswa perguruan tinggi serta tata cara pendaftaran penerimaan mahasiswa baru.

Persoalan tersebut sebagaimana di Kota Yogyakarta telah menjadi perhatian berbagai pihak baik itu pemerintah, swasta, perguruan tinggi dan komunitas mahasiswa dari berbagai daerah. Predikat Yogyakarta sebagai kota pendidikan atau kota pelajar yang memiliki ratusan perguruan tinggi dengan berbagai latar belakang keilmuan masih menjadi tumpuan para lulusan SMA/SMK/sederajat dari berbagai pelosok wilayah nusantara untuk menimba ilmu pengetahuan demi kesuksesan masa depannya.

Menurut Mahyudin selaku Ketua Keluarga Mahasiswa Balangan Yogyakarta (KM-BY) Propinsi Kalimantan Selatan mengatakan bahwa “, KM-BY mengadakan kegiatan Program Sosialisasi Prospek Perkuliahan di Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan program rutin tiap tahun di semester ganjil. Kegiatan ini selain bertujuan untuk memberikan informasi kepada calon mahasiswa tentang perguruan tinggi atau universitas serta membantu calon mahasiswa untuk mengetahui prosedur pendaftaran perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta. Pihaknya lanjut Mahyudin bahwa KM-BY melalui Tim Sosialisasi berjumlah pada bulan Januari akan melakukan kegiatan sosialisasi melalui roadshow ke sekolah di Kabupaten Balangan sejumlah 15 sekolah baik itu negeri maupun swasta. Tim sosialisasi berjumlah  10 – 15 orang ini akan menjelaskan berbagai informasi perguruan tinggi termasuk prosedur tata cara pendaftarannya.

Sedangkan menyinggung pihak – pihak terkait yang berkontribusi dalam kegiatan tersebut, Mahyudin yang saat ini juga sedang kuliah di Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini mengatakan, pihaknya didukung oleh Dinas Pendidikan DIY melalui penyediaan materi – materi publikasi seperti brosur, leaflet sebagai profile perguruan tinggi yang ada di DIY. Adapun dukungan Dinas Pendidikan Kabupaten Balangan berupa bantuan penyediaan armada kendaraan untuk roadshow dimasing – masing sekolah. Sedangkan kampus – kampus terkait kita tawarkan untuk kerjasama untuk mendukung kegiatan tersebut melalui dukungan dana, materi publikasi dan lain sebagainya.

Hal serupa juga dikatakan oleh Abdul Wahid Ketua Panitia Sosialisasi dan Pengenalan Kampus Wilayah DIY ke Pondok Pesantren di Madura oleh Dewan Pengurus Wilayah Ikatan Mahasiswa Bata – Bata (IMABA) Yogyakarta bahwa IMABA melakukan kegiatan sosialisasi perguruan tinggi ke 15 pondok pesantren yang tersebar di wilayah Madura merupakan kegiatan rutin tahunan lembaganya. Alasan pihaknya memilih kegiatan sosialisasi ke pondok pesantren selain besarnya lulusan pondok pesantren modern yang sekarang ada kecenderungan mencetak lulusan melalui program pendidikan formal seperti MA dipadukan dengan keahlian terapan melalui sekolah seperti Sekolah Menengah Kejuruan juga kurangnya wawasan atau informasi santri tentang perguruan tinggi yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan berbagai kelebihannya. Sehingga lebih lanjut Wahid yang juga mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini menambahkan bahwa ,” Kegiatan sosialisasi ini akan dilakukan tanggal 20 – 30 Januari 2016 selain akan menjelaskan profile kampus – kampus yang ada di DIY juga akan memperkenalkan juga tentang Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai kota pendidikan agar para santri termotivasi untuk melanjutkan studi ke Yogyakarta. Selain itu, kegiatan ini diharapkan menjadi link masuk perguruan tinggi di Yogyakarta kepada Pondok Pesantren kelas akhir.

Salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta yaitu Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta melalui Aji Prasetya SPd selaku staff Tim Kerjasama kepada Swaka menjelaskan bahwa pihaknya menjalin kerjasama dengan berbagai stake holder termasuk organisasi mahasiswa kedaerahan atau Ikatan Keluarga Mahasiswa dan Pelajar Daerah  melalui kegiatan Program Sosialisasi Pengenalan Perguruan Tinggi DIY khususnya Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta sebagai bentuk nyata kita mendukung kegiatan positif para mahasiswa untuk memperkenalkan berbagai perguruan tinggi yang ada di DIY. Pihaknya mendukung sepenuhnya melalui penyediaan materi publikasi dan bentuk dukungan lainnya.

Selain itu, Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta seiring langkahnya yang terus melakukan transformasi membangun visi perguruan tinggi yang unggul dan kompetitif juga telah berkomitment untuk selalu berkarya nyata ikut serta dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat. Saat ini, bukti nyata yang dilakukan Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta yaitu senantiasa “hadir” di lingkup kehidupan sekolah dalam rangka ikut meningkatkan mutu sekolah. Ini sebagai amanah Tri Dharma Perguruan Tinggi. Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta dalam Program Pendampingan Sekolah melalui “Sahabat Guru dan Sapa Sekolah”adalah sebagai wujud nyata bahwa kita senantiasa “hadir” setiap saat dalam kehidupan sekolah. “Hadir” tidak hanya disaat sekolah mendapatkan situasi yang menyenangkan namun juga “hadir” di sanubari sekolah dalam menghadapi berbagai persoalan yang ada.

 Persoalan saat ini yang dihadapi disekolah seperti menyangkut peningkatan profesi dan kompetensi guru, kesempatan kuliah bagi para siswa, manajemen kebijakan berbasis sekolah bagi kepala sekolah,  partisipasi orang tua murid bagi kemajuan sekolah dan lain sebagainya. Kita mengadakan pelatihan, seminar, workshop, pendampingan bagi guru, kepala sekolah, siswa, pengawas, jajaran birokrasi pendidikan, orang tua siswa bahkan masyarakatnya dalam konteks kita tidak hanya menjaring calon mahasiswa namun kita dapat lebih bermanfaat bagi pihak sekolah dan masyarakat umum.

Kiprah berbagai pihak terkait, khususnya organisasi kedaerahan melalui program sosialisasi pengenalan kampus diharapkan bermanfaat bagi sekolah sebagai wadah belajar yang akan mengantarkan  siswa menuju perguruan tinggi. Selain itu, bagi siswa dapat dijadikan referensi siswa untuk mempersiapkan diri dalam menentukan masa depan melalui program pendidikan perguruan tinggi. Untuk itu, kontribusi organisasi mahasiswa kedaerahan perlu mendapatkan dukungan berbagai pihak termasuk pemerintah dan perguruan tinggi. (W&T.S)

Berdayakan Desa, Tingkatkan Kapasitas Non Akademik

Lahirnya kebijakan baru pemerintah tentang desa melalui Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 menjadi babak baru tata kelola pemerintahan desa. Desa diberikan berbagai kewenangan dan otoritas untuk mengelola urusan rumah tangganya sendiri. Namun, kebijakan tersebut selain menghadirkan berbagai harapan ternyata juga menghadapi beragam permasalahan dan tantangan dalam implementasinya.

Demikian dikatakan oleh Sugiman selaku Kepala Desa Tegalrejo dan Irjianto selaku Camat Gedangsari Kabupaten Gunungkidul dalam sambutan Gerakan Membangun Desa Mandiri “Sarasehan Angkringan Desa 2015” dengan tema : “Dinamika Implementasi Undang Undang Desa” yang digelar oleh Swara Kampus Kedaulatan Rakyat bekerjasama dengan Pemerintah Desa Tegalrejo, Sabtu (19/9) di Balai Desa Tegalrejo bahwa “dengan Undang – Undang Nomor 6 tahun 2014 desa akan diberikan berbagai kewenangan dan anggaran melalui alokasi dana desa untuk mengelola rumah tangga desanya sendiri. Namun, saat ini desa menghadapai berbagai kendala salah satunya yaitu kurangnya  kemampuan sumber daya manusia dalam mengelola berbagai urusan yang nanti akan ditangani oleh pemerintah desa.”

Senada dengan hal tersebut, Karno selaku peserta sarasehan dari unsur Badan Permusyawaratan Desa Tegalrejo juga menegaskan “,bahwa masyarakat desa mengapresiasi lahirnya kebijakan tersebut namun kedepan tantangannya sangatlah besar. Syarat utamanya, jajaran pemerintahan desa beserta masyarakatnya hendaknya meningkatkan kapasitas dan kemampuan melalui pendidikan baik formal maupun nonformal melalui pelatihan tentang tata kelola desa. Kami selaku masyarakat desa pada dasarnya siap bersedia untuk mengembangkan kapasitas kemampuan masing – masing harapannya terutama program tersebut mudah, dapat dilaksanakan dan terjangkau.”

Adapun Micelle dan Dimas peserta dari unsur mahasiswa disela – sela acara sarasehan menyampaikan bahwa ia dan teman – teman dari mahasiswa Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik sengaja hadir ke pelosok desa ini dan ikut aktif memfasilitasi agar dirinya memahami benar tentang dinamika pemerintahan desa beserta masyarakatnya. Selain itu, agar dapat mengembangkan ilmu langsung terjun kemasyarakat. Hal seperti ini jarang didapatkan dalam kegiatan akademik didalam kelas. Kegiatan ini meskipun non akademik namun ini kesempatan mahasiswa untuk mendapatkan ilmu langsung dari sumbernya yaitu para pemangku kepentingan dan masyarakat desanya.”    

Sedangkan, Drs Idham Ibty, SIP MSi, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik University Of Petroleum menjelaskan bahwa “kunci sukses dalam implementasi Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 selain desa perlu sesegera mungkin untuk mencermati berbagai potensi lokal dan memberdayakannya juga perlu mengembangkan modal sosial yang saat ini ada tumbuh dan berkembang  dimasyarakat yakni salah satunya adalah gotong royong. Beragam potensi didesa Tegalrejo ini dapat dikembangkan tentu saja dengan mendorong kerjasama dengan pihak terkait seperti pemerintah, swasta dan perguruan tinggi.

Perguruan tinggi dapat dilibatkan dalam kerangka program peningkatan kapasitas tata kelola pemerintahan desa. Nantinya kita dapat bersama – sama secara partisipatif merumuskan program pembelajaran melalui Sekolah Desa Mandiri. Sekolah ini dapat menjadi program pembelajaran bersama sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan. Kegiatan ini juga dapat menjadi media berbagi pengalaman dan mencari solusi atas berbagai permasalahan desa yang dihadapi ”.

Berlakunya kebijakan tentang desa ini menjadi pintu gerbang transformasi nasib masa depan desa agar menjadi lebih baik, mandiri dan sejahtera. Gerakan Membangun Desa Mandiri (GERBANGSARI) dimaksudkan sebagai tekad bersama multi stakeholder terutama masyarakat desa untuk menjalankan amanat undang – undang secara konsekuen dan bertanggungjawab. (T.S)

Ketika Artis Berbicara Generasi Pembaharu

Diskusi dan Tanya jawab dalam kalangan mahasiswa bukanlah hal yang baru. Mahasiswa yang kental disebut sebagai agen perubahan sudah selayaknya peka terhadap persoalan yang dihadapi oleh masyarakat sekitarnya. Mengangkat fenomena yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dan memunculkan solusi cerdas dalam sebuah diskusi merupakan suatu hal yang mutlak untuk dilakukan oleh mahasiswa.

Mahasiswa Universitas Proklamasi (UP) 45 Yogyakarta yang tumbuh dalam kejumudan berpikir tak mau ketinggalan dari tradisi diskusi. Pada kamis (19/05/2016), mahasiswa UP 45 menggelar diskusi publik menghadirkan Aris Kurniawan, salah satu artis Nasional dengan Indra Wahyudi, M.Si., salah satu Dosen Fakultas Psikologi UP 45.

Acara diskusi dengan mengundang Artis sebagai pembicara merupakan suatu ide kreatif mahasiswa untuk membuat suasana lebih menarik. Nur Hadi, salah satu dosen yang menjadi pelopor Mahasiswa untuk mengadakan acara ini menyatakan bahawa diskusi dengan mengundang Artis sebagai pembicara merupakan upaya meningkatkan minat dan semangat mahasiswa. “kalau diskusi yang menjadi pembicara dosen, kaum intelektual, itu biasa. Tapi kalau kita mengundang artis untuk menjadi pembicara kan lebih menarik?” demikian kata Nur Hadi pada Selasa (10/05/2016), ketika dirinya ditanya mengenai diskusi tersebut.

Diskusi yang bertempat di ruang seminar UP 45 itu mengangkat tema “Membangun Generasi Pembaharu”. Pada kesempatan itu, Aris bersama Indra memaparkan seperti apa generasi pembaharu dan bagaimana seharusnya untuk menjadi generasi pembaharu. Menurut Aris, generasi pembaharu tidak harus orang istimewa. Siapapun mampu asal mempunyai kemauan. “untuk menjadi generasi hebat yang membawa perubahan positif untuk sekitarnya tidak harus anak orang kaya, tidak harus anak orang hebat. Siapapun bisa asal punya kemauan,” kata Aris di tengah-tengah pemaparannya. Aris juga menyampaikan motivasi agar mahasiswa memiliki semangat yang tinggi. Tidak perlu minder atas kekurangan yang dimiliki, sebab yang menjadi penentu kesuksesan itu kemauan diri seseorang.

Acara yang diselenggarakan di ruang seminar Gedung Soekarno UP 45 itu dihadiri oleh mahasiswa UP 45 dari berbagai jurusan, dosen dan karyawan. Para peserta tampak antusias mengikuti acara hingga selesai.(T.S)

Fakultas Psikologi UP45 Sukseskan Performance Day Kamulan School

Keceriaan wajah anak-anak TK Kamulan semakin memeriahkan acara performance day Kamulan School. Acara yang langsung dibuka dengan fashion show anak-anak yang mengenakan baju dengan desain kreatif menggunakan bahan yang tergolong uniq bila dikenakan sebagai baju, seperti kertas kardus, plastik bekas kemasan sabun cuci dan sebagainya. Anak-anak dengan penuh percaya diri berjalan melenggang di catwalk layaknya pragawan-pragawati profesional. Ada pula anak yang mungkin merasa gugup karena disaksikan oleh para orang tuanya dengan berebut memfoto sehingga si anak pun menangis dan segera lari dari atas panggung. Demikian sepenggal dari berbagai kelucuan yang mewarnai kemeriahan acara yang mengangkat tema Earth day  hasil kerjasama TK Kamulan dengan Fakultas Psikologi UP45 pada Jumat 3 Juni 2015.

Ibu Susilani Ani Maghfirah selaku Direktur Kamulan mengucapkan terima kasih atas segala dukungan dan kepercayaan yang diberikan oleh para orang tua serta kerjasama yang telah terjalin dengan begitu sangat baik selama satu semester dengan Fakultas Psikologi UP45. Ibu  Dewi Handayani H, S.Psi., M.Psi., selaku Wakil Rektor II UP 45 Yogyakarta sebagai perwakilan tokoh memberikan kesan dan pesan apresiasi terhadap TK Kamulan yang penuh perhatian pada lingkungan dan kebinekaan. 

Kerjasama yang terjalin antara TK Kaulan dengan Fakultas Psikologi UP45 hingga saat ini berupa pendampingan pada murid dengan kegiatan menggambar yang dilaksanakan setiap hari Selasa pada minggu ke 3 dan 4. Kesempatan bagi mahasiswa Fakultas Psikologi yang begitu berharga untuk dapat belajar serta secara langsung berinterkasi dengan anak-anak usia Paud hingga usia Taman Kanak-kanak. Mahasiswa Fakultas Psikologi yang diterima menjadi guru TK di TK Kamulan adalah Dewi Larasati dan Ahmmad Mutamakin. (W.W)

Menulis Secara Kreatif Dan Menyenangkan

Informasi merupakan sebuah entitas yang berpotensi untuk menjadi sebuah kekuatan sekaligus sumber kebingungan bagi banyak individu. Setiap hari kita ditantang untuk berhadapan dengan informasi yang melimpah ruah dan melaju dengan kencang dalam berbagai format yang tak terhitung pula jumlahnya. Keterampilan dasar dalam melek informasi yaitu kemampuan untuk mengakses, mengevaluasi dan menggunakan informasi dari berbagai sumber secara efektif menjadi sebuah keahlian yang teramat penting dan harus dikuasai oleh semua pihak baik pustakawan maupun pengguna. Demikian dijelaskan oleh Bapak Budi Wibowo, SH., MM., selaku Kepala Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah DIY ketika memberikan kata sambutan dalam acara Workshop Literasi Informasi Ilmiah di Hotel Grage Jogjakarta (19/5).

Acara workshop hasil kerjasama BPAD DIY dengan Universitas Proklamasi 45 yang dihadiri oleh Pejabat Fungsional Pustakawan dan Arsiparis di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan moderator Bapak Anang Fitriyanto, S.Sos., menekankan pengembangan keterampilan menulis bagi pustakawan. Bapak Budi selaku Kepala BPAD DIY memaparkan tentang pentingnya menulis bagi pengembangan karir. ”Pustakawan harus memiliki kesadaran bahwa informasi digunakan sebagai rangkaian sebuah proses pemikiran kritis dan evaluasi sehingga mampu menjadi landasan konsep berpikir pustakawan untuk memperjuangkan dan menyebarluaskan kemampuan litersi informasi”, ungkap Bapak Budi.

Perkembangan teknologi saat ini semakin mempermudah setiap individu untuk memperoleh dan mempublikasikan informasi. Kemampuan yang perlu dikembangkan untuk menghadapi perkembangan teknologi informasi saat ini salah satunya yaitu mengembangkan keterampilan menulis secara kreatif. Terdapat korelasi antara kemampuan membaca dan kemampuan menulis. ”Individu yang memiliki kemampuan menulis yang baik biasanya memiliki kemampuan yang baik pula dalam membaca. Namun tidak semua individu yang mampu membaca dengan baik juga mampu menjadi penulis yang baik”. Demikian diungkapkan oleh DR. Arundati Shinta ketika menjelaskan materi tentang tips dalam pembuatan karya tulis. Bekal membuat karya tulis yaitu dengan benyak membaca kemudian membuat ringkasan dengan menggunakan kalimat yang mudah dipahami serta mencatat secara lengkap sumber informasi yang telah dibaca.

Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA., sebagai salah satu pembicara dalam Workshop Literasi Informasi Ilmiah mampu mengajak para peserta untuk bersemangat secara bersama-sama mempraktikan keterampilan membuat karya tulis dengan cara praktis dan efektif. Antusiasme peserta tampak dalam menuangkan ide-ide spontan dalam karya tulis dengan menggunakan judul yang kreatif dan menarik untuk dibaca. Para peserta pun  terlibat secara aktif dalam sesi diskusi serta tanya jawab. ”Menulis merupakan ekspresi pikiran, gagasan, pendapat, pengalaman disusun secara sistematis dan logis. Hal terpenting bagi individu yang ingin menulis hanya niat atau kemauan”, ungkap Wahyu.

Banyak kalangan meyakini bahwa peradaban masa depan adalah masyarakat Informasi (information society) yaitu peradaban ketika informasi telah menjadi komoditas utama dan interaksi manusia telah berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Teknologi informasi saat ini pun telah berkembang dengan pesat. Informasi apapun kini mudah diakses oleh siapapun dan dengan mudah pula dipergunakan untuk tujuan apapun. Upaya yang dapat dilakukan sebagai respon positif terhadap perkembangan teknologi informasi tersebut yaitu meningkatkan literasi masyarakat dengan mendidik berpikir kritis terhadap informasi yang diterima.(W.W)