Pengadaan Penyediaan Jasa Operasional Dan Perawatan Infrastruktur Teknologi Informasi (Ti) Dan Dukungan Aplikasi Ti Skk Migas
Kebutuhan informasi mendorong Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK MIGAS) melelang pengadaan penyediaan jasa operasional dan perawatan infrastruktur teknologi informasi (TI) dan dukungan aplikasi TI SKK MIGAS. Pada tanggal 28 November 2016 melalui website resminya http://skkmigas.go.id/, SKK MIGAS memberikan informasi tentang pengadaan tersebut. Informasi lelang dari pengadaan oleh SKK MIGAS diberitahukan melalui website resmi Kementrian Keuangan Republik Indonesia (https://www.lpse.kemenkeu.go.id/eproc/lelang/view/18850011). Anggaran pengadaan diperoleh dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017. Tahap lelang saat ini dalam proses penandatanganan kontrak pada tanggal 6 januari 2017. Pengadaan tersebut membuktikan bahwa bidang MIGAS dibutuhkan adanya peranan teknologi informasi. Teknologi informasi integrasi data telah dilakukan oleh SKK MIGAS dan DIRJEN PAJAK.
Teknologi informasi memberikan manfaat bahwa interkoneksi sistem ini memberikan beberapa manfaat di antaranya adalah data dapat diperoleh lebih cepat dan akurat. Data diterima lebih prersisi karena berasal dari sumber yang sama dan terhindar dari risiko kesalahan akibat faktor human error. Teknologi informasi merupakan alat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan serta wawasan sumber daya manusia khususnya dalam bidang MIGAS. Penerapan implementasi cepat dan akurat terdapat pada penyebaran informasi, contohnya: website sistem informasi lelang Kementrian Keuangan Republik Indonesia. Sistem informasi lelang menunjukkan kecepatan dan keakuratan data. Kecepatan data dalam hal ketika informasi tersebut didapatkan, kemudian hasil informasi tersebut disebarluaskan dengan media sistem informasi. Keakuratan data didapatkan dari pemilik hak akses atas sistem informasi. Hak akses dibatasi oleh pihak bertanggung jawab atas kontrol dari sistem informasi. Berikut contoh dari implemantasi sistem informasi lelang tentang pengadaan penyediaan jasa operasional dan perawatan infrastruktur teknologi informasi (TI) dan dukungan aplikasi TI SKK MIGAS dikeluarkan oleh Kementrian Keuangan Republik Indonesia ditunjukkan pada gambar 1. Selain kecepatan dan keakuratan, sistem informasi memberikan transparansi atas tahapan lelang, metode dokumen, metode pengadaan, anggaran, dan seperti tertulis pada gambar 1.
Kemudahan akses untuk setiap orang memberikan tingkat kepercayaan pada masyarakat akan penggunaan aliran dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Selain manfaat didapatkan dalam penggunaan teknologi informasi terdapat kelemahan teknologi informasi. Kelemahan dalam penggunaan teknologi informasi meliputi infrastruktur untuk melakukan pengadaan cukup mahal. Hal tersebut dapat dilihat pada anggaran lelang pengadaan penyediaan jasa operasional dan perawatan infrastruktur teknologi informasi (TI) dan dukungan aplikasi TI SKK MIGAS. Sumber daya manusia memegang kontrol atas sistem teknologi informasi harus terlatih dan memiliki sertifikasi khusus. Apabila, salah langkah menentukan sumber daya manusia untuk bertanggung jawab atas sistem teknologi informasi. Maka, akibatnya dapat dipastikan informasi disebarluaskan tidak valid. Penggunaan sistem informasi tidak lepas dengan human error dari operator sistem teknologi informasi. Adanya manfaat dan kelemahan teknologi informasi memiliki faktor pembangun terpenting dari sistem teknologi informasi, yaitu: keamanan (security). Kebijakan pemerintah saat ini sudah berusaha menanggulangi dengan upaya pencegahan dan penindakan. Alat dari upaya pencegahan dan penindakan meliputi UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). UU ITE mengatur kejelasan perbuatan hukum dilarang terkait penyalahgunaan TI (Teknologi Informasi) beserta sanksi pidananya. (Dadang Heksaputra : 2017)