Ujian Tengah Semester (UTS) T.A. 2018/2019
Ujian Tengah Semester (UTS) T.A. 2018/2019
Ujian Tengah Semester (UTS) T.A. 2018/2019
Periode Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) UP45 untuk Gelombang I.
Setiap anak dilahirkan dengan keistimewaan dan bakat masing-masing. – TALKSHOW PSIKOLOGI *MENGENAL DAN MENDAMPINGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS* –
Save the date!
Menghadirkan :
1. Bapak Armunanto_ (UNICEF).
2. Ibu Ratna Yunita Setiyani S, S.Psi.,M.Psi_ Psikolog (Kaprodi Psikologi UNISA Yogjakarta)
3. Ibu Dra.Muslimah Zahro Romas, M.Si_ (Dekan Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta).
4. Ibu Indriasari Oktaviani, S.Psi_ (Wakil Ketua KPAI Yogyakarta).
5. Ibu Arshinta, S.Si.,MPH (Director of YAKKUM Rehabilitation Center)
Keynote speaker :
*Bapak Susilo Nugroho*
(Den Baguse Ngarso)
Fasilitas
Ilmu Baru
Seminar kit
Sertifikat
Snack
☕ Free 20 % di lincak cafe
Pendidikan tinggi di Indonesia perlu ditingkatkan dalam membekali para sarjana untuk dapat hidup mandiri, berkreasi serta memanfaatkan sains dan teknologi. Banyak lulusan yang walaupun berpengetahuan tinggi masih kurang mampu untuk mensejahterahkan diri dan masyarakat, hal ini juga terjadi pada lulusan-lulusan perguruan tinggi di Yogyakarta. Oleh karena hal tersebut maka Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga menyelenggarakan lomba Inovasi dan Teknologi Mahasiswa 2017 pada hari sabtu, 22 April 2017 lalu bertempat di kampus II Fakultas Ekonomi Universitas Teknologi Yogyakarta
Lomba ini merupakan lomba tingkat Provinsi yang diikuti oleh Universitas-universitas se-DIY, Universitas Proklamasi 45 sendiri mengikutkan 3 mahasiswa yang berasal dari Program Studi Teknik Perminyakan Angkatan 2015, yaitu Awalliyah Nadia Belyni, Yunahar Abdul Rahman, dan Yuhirman. Lomba ini diselenggarakan untuk mengembangkan gagasan baru yang inovatif dan dapat diimplementasikan di masyarakat sehingga dapat mendukung tercapainya visi dan misi DIY kedepan.
Tema yang diambil oleh Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta yaitu tentang “Pemanfaatan Sampah Organik di Lingkungan” , tema ini disesuaikan dengan visi DIY tahun 2020. Merupakan kebanggaan karena mereka berhasil lolos dalam tahap seleksi proposal terkait penelitian yang dilakukan. Penelitian yang dilakukan yaitu menciptakan sebuah kompor TAGS (Twist Aerated Gasification Stove), kompor ini dibuat untuk mengurangi limbah sampah organik di lingkungan, hasil emisi jauh lebih sedikit daripada pembakaran dengan tungku konvensional sehingga tidak mencemari lingkungan.
Hasil kerja keras ketiga mahasiswa ini yang didampingi oleh para dosen-dosen Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Proklamasi 45, mereka berhasil masuk dalam 4 besar dan meraih juara pertama untuk hasil akhirnya. Walaupun lomba telah berakhir namun mereka masih terus mengembangkan penelitian terkait kompor/tungku ini. (G.S)
Aristanti Oktavia Dewi's IAYP Profile #UP45Jogja
Support dengan cara:
1. Klik https://youtu.be/NWZFR_a8PlM
2. Klik SUBSCRIBE (Tulisan Jadi Abu-abu)
Pada 9 November 2016, Ibu Dr. Bening Hadilinatih, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta telah memberikan orasi ilmiah. Orasi ilmiah iut adalah ringkasan disertasinya. Ibu Bening baru saja lulus dari Program Doktor di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM pada pertengahan 2016. Judul penelitiannya adalah: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN PENAMBANGAN MINYAK BUMI PADA SUMUR TUA (Studi kasus: Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan penmabangan minyak bumi pada sumur tua di Blok Cepu). Disertasi ini pada hakekatnya adalah menterjemahkan visi misi UP45 ke tataran praktis di pandang dari sudut ilmu sosial. Berikut adalah ringkasan dari disertasinya.
Indonesia memiliki sangat banyak tambang minyak bumi. Hal ini karena Indonesia terletak di lokasi ‘cincin api’, yaitu lokasi yang banyak terdapat gunung berapi. Minyak bumi itu ditambang, dan lokasi penambangannya disebut sumur. Bila sumur-sumur itu dibor sebelum tahun 1970, maka sumur itu disebut sumur tua. Sumur-sumur itu mempunyai peralatan yang sudah tua sehingga sudah lama tidak berproduksi lagi. Agar dapat berproduksi lagi, maka perlu ada pembaharuan alat-alat. Mengapa perlu peralatan baru? Hal ini karena minyak bumi harus dimanfaatkan dengan efisien. Hal itu dilakukan agar keamanan pasokan energi nasional terjamin.
Untuk mengelola kembali sumur-sumur tua itu, maka perlu pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat akan tampak jelas dari tingginya partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat yang tinggi ini akan memberi dua dampak yaitu peningkatan produksi minyak bumi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal yang menjadi permasalahan adalah partisipasi masyarakat akan menimbulkan masalah sosial dan kerusakan lingkungan.
Permasalahan pokok yang diteliti adalah: Mengapa proses pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan penambangan minyak bumi pada sumur tua belum menghasilkan partisipasi masyarakat loka yang berkualitas? Untuk menjawab permasalahan teresbut, maka akan dibahas tiga hal yaitu:
Apa saja kebijakan penambang minyak bumi pada sumur tua? Sumur minyak tua yang sering disebut sebagai old oil well, old well, atau abandoned oil well merupakan sumur minyak yang pengeborannya telah dilakukan puluhan tahun yang lalu. Oleh karena produksi dari sumur itu sudah mnurun maka sumur minyak itu ditinggalkan dan / atau ditutup. Minyak dari sumur minyak tua yang berada di lapangan minyak tua (mature fields / old oil fields) dapat dimanfaatkan kembali (reuse), untuk mengatasi kelangkaan sumber daya alam.
Di Indonesia, keikutsertaan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan penambangan minyak bumi pada sumur tua diatur dengan Peraturan Menteri ESDM No. 1 tahun 2008. Sumur minyak tua adalah sumur peninggalan Belanda yang dibor sebelum tahun 1970 dan tidak diusahakan oleh kontraktor migas mana pun. Di Indonesia, ada 13.824 buah sumur tua. Dari jumlah itu, sumur yang berpotensi untuk digarap kembali ada 5.000 sumur dan sumur-sumur tersebut bisa menghasilkan minyak sekitar 25 ribu barel/hari.
Untuk menggarap kembali sumur-sumur tua itu, perlu adanya partisipasi masyarakat di sekitr tempat sumur itu berada. Partisipasi adalah istilah yang sering dikaitkan dengan pemberdayaan. Partisipasi adalah tindakan atau menjadi bagian dai suatu tindakan, seperti proses pengambilan keputusan. Pemberdayaan mewakili kontrol berbagi, hak, dan kemampuan untuk berpartisipasi, serta untuk mempengaruhi keputusan, seperti pada alokasi sumber daya.
Pemberdayaan ada tga tingkatan yaitu micro level (desa), meso level (kota / wilayah), dan macro level (nasional). Pemberdayaan pada skala individu, adalah peningkatan kapasitas seseorang untuk mendapatkan kontrol atas kehidupan pribadi dan untuk mempromosikan perubahan dalam struktur kekuasaan. Peningkatan kapasitas itu dapat meningkatkan kesejahteraan seseorang. Pada skala masyarakat, pemberdayaan mengacu pada proses yang membuat komunitas memperoleh kekuatan bersama dalam kaitannya dengan keadaan sebelumnya.
Pemberdayaan juga berarti adanya pendelegasian secara sosial dan etika / moral. Kerangka kerja pemberdayaan tersebut dapat dilihat dari akronim ACTORS berikut ini:
Faktor-faktor peberdayaan masyarakat tersebut di atas dapat disejajarkan dengan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap implementasi suatu kebijakan. Faktor-faktor tersebut adalah: komunikasi, ketersediaan sumber daya (SDM, pendanaan dan kewenangan), sikap dan komitmen dari pelaksana program, dan strukur birokrasi.
Faktor-faktor pemberdayaan yang dikaji dalam penelitian ini meliputi faktor-faktor sebagai berikut:
1. Karakteristik masyarakat penambang
a. Kapasitas masyarakat.
b. Pemahaman masyarkat tentang sumber daya alam.
2. Dukungan terhadap proses pengembangan kapasitas.
a. Sikap dan komitmen dari pelaksana kebijakan
b. Komunikasi
c. Ketersediaan sumber daya (SDM, sarana dan prasarana, serta pendanaan).
3. Hubungan kewenangan antara masyarakat penambang dengan lembaga-lembaga pengelola penambangan.
a. Struktur birokrasi
b. Pembagian kewenangan.
METODE
a. Pejabat pembuat dan pelaksana kebijakan
b. Pelaku penambangan minyak.
c. Masyarakat.
HASIL PENELITIAN
Karakteristik masyarakat penambang
§ Kapasitas manajerial yang dimiliki oleh masyarakat penambang, baik secara individu maupun kelompok, masih rendah.
§ Pemahaman masyarakat tentang kepemilikan, hak pengelolaan penambangan, keberlanjutan dan dampak dari kegiatan penambangan, maupun harapan-harapan ke depan masih beragam.
§ Kesejahteraan meningkat, tetapi baru sampai pada tahap kecukupan untuk memenuhi hidup sehari-hari. Mereka belum dapat menginvestasikn pendapatannya untuk masa depan.
§ Ketergantungan masyarakat penambang pada kegiatan penambangan minyak bumi pada sumur tua masih sangat kuat.
Partisipasi masyarakat di lokasi penelitian merupakan kondisi partisipasi yang lemah.
§ Kurang memiliki kemampuan untuk merencanakan atau memutuskan pengembangan mereka sendiri.
§ Pimpinan kelompok penambang atau KUD/BUMD belum berperan dalam meningkatkan kapasitas masyarakat.
§ Kurang memperhatikan pentingnya peningkatan kemampuan dan ktrampilan.
§ Partisipasi masyarakat dikendalikan dan dikelola oleh agen eksternal.
§ Cenderung mempertahankan cara-cara lama.
§ Cenderung menolak intervensi dari pemerintah, meskipun penolakan tersebut bersifat tersembunyi atau ada resistensi terselubung (hidden transcript).
§ Adanya motivasi ekstrinsik (berupa bujukan, pengaruh, dorongan) dari luar.
Pemberdayaan masyarakat penambang belum dapat memperkuat kemauan, kesempatan, dan kemampuan (capacity strengthening) masyarakat untuk dapat meakukan partisipasi yang berkualitas.
Beberapa temuan tentang pemberdayaan masyarakat sebagai proses peningkatan kualitas partisipasi adalah:
KESIMPULAN, TEMUA TEORITIS DAN SARAN
a. Strategi peningkatan kapasitas penambang
b. Kebijakan yang mengatur tentang pembagian kewenangan dan pola hubungan antar pelaksana kebijakan.
TESIS DARI KAJIAN INI ADALAH:
IMPLIKASI PRAKTIS PENELITIAN
SARAN UNTUK PERBAIKAN KEBIJAKAN PENGATURAN PENAMBANGAN MINYAK BUMI PADA SUMUR TUA:
a. Eksternalitas.
b. Akuntabilitas
c. Efisiensi
d. Sinergi.
Penemuan penelitian dari Dr. Bening Hadilinatih tersebut terutama tentang karakteristik masyarakat yang berada di sekitar tambang, ternyata sesuai dengan tulisan Tambunan (2016). Tambunan menulis bahwa di Jambi, Sumatera, ternyata sangat banyak tambang emas. Tanahnya juga sangat subur sehingga banyak hasil bumi yang melimpah seperti lada, kakao, kopi dan karet. Begitu melimpahnya hasil-hasil tambang itu sehingga Sumatera dijuluki Suwarnadwipa atau Pulau Emas.
Melimpahnya sumber daya alam itu, ternyata tidak berkorelasi dengan kesejahteraan masyarakat Jambi. Hal-hal buruk yang menimpa masyarakat Jambi antara lain:
Fenomena yang terjadi di Jambi juga terjadi di penambangan minyak di Cepu dan Blora. Fenomena tersebut memaksa kita untuk merenung kembali, apakah sumber daya alam yang melimpah itu berkah atau kutukan? Para pakar ilmu sosial hendaknya tidak berpangku tangan melihat situasi yang menyedihkan ini. Salah satu peran pakar ilmu sosial seperti Dr. Bening Hadilinatih ini ingin menyuarakan kepada Pemerintah Indonesia akan pentingnya CSR (Corporate Social Responsibility). Masyarakat hendaknya tidak hanya menjadi penonton tetapi juga terlibat dalam pembangunan / pemanfaatan hasil tambang secara bijaksana.
Orasi ilmiah yang dilakukan oleh Dr. Bening Hadilinatih ini membuktikan bahwa ilmu-ilmu sosial seperti psikologi, hukum, dan ekonomi, ternyata dapat diterapkan dalam dunia minyak dan gas. Hal ini penting untuk dikemukakan karena visi dan misi Prodi Psikologi, Fakultas Psikologi, dan Universitas Proklamasi 45 adalah berhubungan dengan minyak, gas, dan energi. Adanya orasi ilmiah ini, diharapkan para dosen dalam bidang ilmu sosial dapat meneliti tentang berbagai hal yang relevan dengan minyak, gas, dan energi. *) [SUMBER]
Daftar Pustaka:
Tambunan, I. (2016). Tambang liar: Mengeruk petaka di Pulau Emas. Kompas. 10 November, halaman 22.
M. Sigit Cahyono, S.T,.M.Eng adalah Dosen di prodi Teknik Perminyakan dan Teknik Lingkungan Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta (UP45). Beliau menempuh pendidikan S1 di jurusan Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, dan pendidikan S2 nya di Magister Sistem Teknik (MST) Universitas Gadjah Mada. Saat ini selain sebagai Dosen tetap di Universitas Proklamasi 45, beliau juga bekerja sebagai Tenaga Ahli Wakil Ketua Komisi VII & Bidang Legislasi FPKS DPR-RI. Sebelumnya sempat menjabat sebagai Ketua Prodi & Sekretaris Prodi Teknik Perminyakan UP45 masing-masing selama kurang lebih satu tahun.
M. Sigit Cahyono sangat aktif menulis artikel di berbagai media massa. Sudah lebih dari 30 artikel yang terbit di media massa lokal maupun nasional, diantaranya Suramnya Dunia Migas (Harian Kontan, 2015), Mencari Pemimpin Bervisi Energi (Kedaulatan Rakyat,2014) dan Pembatasan BBM dan Energi Alternatif (Harian Kontan, 2012). Semua tulisannya bisa dibaca di website resminya : www.sigitcahyono.com. Selain itu, beliau juga sudah menghasilkan 2 buah jurnal ilmiah dan 1 buah makalah yang dipresentasikan di seminar ilmiah nasional selama 4 tahun lebih berkarir di UP45.
Selain artikel, ada dua buku yang sudah diterbitkan yaitu Biofuel, Energi Alternatif Masa Depan (Aswaja Press, 2014) dan Panduan Praktis Membuat Biogas Portabel Skala Rumah Tangga dan Industri (Andi Publisher). Menurut rencana, buku ketiganya yang berjudul "Kapita Selekta Energi Baru Terbarukan", akan diterbitkan dalam beberapa waktu ke depan. (R.J/S.C)
Pmb Online UP45 Yogyakarta Tahap Pra Gelombang
Pelatihan POD Teknik Perminyakan