33 Tahun UKM GALAKSI UP45, Semakin Berjaya

Galaksi 45 merupakan nama Mapala di Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta, beranggotakan 25 orang (struktural). Diketuai oleh Abdul Ghani, atau yang akrab disapa Goni. Pada bulan November ini Galaksi 45 merayakan ulang tahun yang ke-33. Dalam perayaan ulang tahun kali ini sedikitnya ada 7 agenda yang turut memeriahkan acara tersebut, diantaranya: 33 Summits of Java Expedition, Futsal Cup III Galaksi 45, Paintball Competition II Galaksi 45, Fun Boulder, Fun Photography, Reuni Akbar, dan ditutup dengan Pergelaran Musik yang digelar di lapangan Universitas Proklamasi 45.

Dalam kegiatan 33 Summits of Java Expedition tujuan pendakian terakhir adalah gunung merapi. “Kegiatan pendakian diikuti oleh anggota maupun alumni Galaksi 45, agar anggota dan alumni dapat saling mengenal dan terjalin kerjasama yang baik”, ujar Goni, disela-sela acara sebelum keberangkatan ke Gunung Merapi.

""

Sebelum keberangkatan, tim pendakian melakukan doa dan makan bersama yang dipimpin oleh Goni, selaku ketua umum Galaksi 45 dan dihadiri oleh Daris, selaku Kasubag. Kemahasiswaan Universitas Proklamasi 45. Doa ini bertujuan agar kegiatan berjalan dengan baik dan lancar, tanpa halangan suatu apapun.

Runtutan kegiatan terakhir yakni pergelaran musik yang digelar di lapangan Universitas Proklamasi 45, Yogyakarta. Acara yang rencanya dibuka pada pukul 20.00 WIB ini harus tertunda karena hujan cukup deras mengguyur Yogyakarta pada malam itu. Namun hal itu tidak menyurutkan antusias penonton dalam menyaksikan acara pergelaran musik.

""

Acara ini juga dimeriahkan dengan tarian api dari Papua, dan live musik dari band-band pengisi acara, serta pembagian piala kejuaraan oleh panitia 33 Summits of Java Expedition. (D.P)

Pelatihan E-Learning Di Lingkungan Civitas UP45 Yogyakarta

UPT Labkom UP45 menyelenggarakan pelatihan Diseminasi  Pembelajaran Berbasis e-Learning bagi dosen-dosen di UP45. Kegiatan ini bertujuan mengenalkan Metode e-Learning kepada para dosen dalam rangka menyiapkan era pembelajaran online di lingkup universitas. Pada training ini, dipaparkan berbagai materi pengenalan e-Learning serta tahapan dalam memanfaatkan Learning Management System untuk  menciptakan pembelajaran berbasis e-Learning yang efektif. Selain itu, dibahas pula berbagai isu perkembangan metode pembelajarannya yang meliputi perbedaan antara strategi penyampaian  dan evaluasi pembelajaran yang diterapkan pada metode e-Learning dengan metode tatap muka konvensional.

Melalui pelatihan ini diharapkan setiap dosen mampu merekayasa sebuah kegiatan pembelajaran melalui kelas virtual. Tahap selanjutnya, dosen diberikan tips dan trik dalam memanfaatkan beragam fitur e-Learning sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan menarik. Melalui beragam interaksi pembelajaran yang diciptakan, diharapkan dapat meningkatkan student engagement dalam kegiatan pembelajaran dengan metode e-Learning itu sendiri.

Para peserta dilatih untuk menggunakan berbagai tools dan tahapan dalam memproduksi bahan ajar yang baik dan compatible dengan perangkat e-Learning, yang pada akhirnya digunakan sebagai sumber belajar mahasiswa. Kegiatan ini merupakan buah dari kesadaran terhadap pentingnya konten pembelajaran yang bermutu dalam penerapan pola pembelajaran e-Learning itu sendiri.

E-Learning Moodle menjawab semua kebutuhan dosen dan mahasiswa dalam proses belajar mengajar di kampus. Dengan adanya E-Learning Moodle, mahasiswa tidak perlu menggunakan kertas untuk mengumpulkan tugas. Dosen juga tidak perlu mempersiapkan lemari untuk menyimpan tugas mahasiswa, karena di dalam sistem ini bisa mengerjakan dan  menyimpan tugas tersebut. E-Learning Moodle ini memiliki banyak manfaat di antaranya perkuliahan jadi aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Dosen lebih menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta dapat lebih mengenal mahasiswa secara personal, hal ini dapat dilihat dari komentar yang dibuat mahasiswa saat selesai mengerjakan tugas secara langsung di E Learning Moodle. (F.N)

Meningkatkan Peluang Karir Profesional Melalui Pelatihan Sertifikasi ACTION Program Microsoft Office

Universitas Proklamasi 45 (UP45) Yogyakarta sebagai perguruan tinggi yang konsen kepada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia di bidang minyak dan gas, selalu berupaya untuk melakukan langkah-langkah progresif demi terwujudnya apa yang menjadi cita-cita tersebut. Pendidikan Tinggi merupakan salah satu tahapan dari jenjang pendidikan inklusi (long life education) yang sangat bermakna bagi peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat berkontribusi bagi kapasitas suatu entitas bisnis-industri dan organisasi masyarakat sipil maupun sektor publik. Sebagai sebuah perguruan tinggi yang fokus mengelolah pekembangan potensi peserta didik, dan untuk mencapai visi dan misi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta, serta meningkatan proses belajar mengajar, maka UP45 menyelenggarakan program sertifikasi Microsoft Office bagi peserta didik Program Strata 1 di Univesitas Proklamasi 45 Yogyakarta yang di fasilitasi oleh unit Student Character Development (SCD) UP 45.

Student Character Development (SCD) UP 45 kemudian bekerjasama dengan Trust Academic Solutions menjembatani antara tuntutan dunia kerja dengan terbatasnya kemampuan mahasiswa yang memiliki keahlian. Oleh sebab itu SCD UP 45 berupaya membantu mengambangkan kemampuan mahasiswa dan lulusan UP 45 secara potensial agar dapat memiliki keahlian spesifik sesuai tuntutan dunia kerja, khusunya di bidang Microsoft Office. Harapnnya setelah lulus dari UP 45 Yogyakarta mahasiswa memiliki pengetahuan, dan ketrampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja khususnya dunia migas. ACTION Program merupakan program khusus bagi mahasiswa untuk mendapatkan pelatihan standart international dengan pengakuan professional. Detail pelaksanaan pembelajaran ACTION Program berbasis studi kasus dan learning by doing.Mmahasiswa yang mengikuti pelatihan ini akan memperoleh modul pelatihan dan sertifikat. Materi pemelajaran terdiri dari 3 kompetensi yaitu Microsoft Word, Excel, dan Power Point

Program ini memberikan nilai tambah bagi mahasiswa antara lain untuk mendapatkan pengakuan internasional untuk kompetensi atau skill dalam penggunaan microsoft office, meningkatkan peluang karir professional, meningkatkan kredibilitas seorang professional di mata pemberi kerja, dan memberi wawasan baru yang mungkin tidak pernah diperoleh selama menempuh pendidikan formal, atau dalam pekerjaan sehari-hari. Kegiatan ini secara terus menurus akan diselenggarakan oleh Student Character Development (SCD) UP 45. Seluruh mahasiswa yang mengikuti ACTION Program Microsoft Office dan lulus ujian sertifikasi akan memdapatkan sertifikat penguasaan Microsoft office yang berlaku secara Internasional sebab sertifikat tersebut dikeluarkan oleh Microsoft Partner Silver Learning sehingga dapat diakui diseluruh dunia. (A.N)

Tingkatkan Keakraban, Jalin Silahturahmi Melalui Makrab 2016 Fakultas Hukum UP45

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta (BEMFH UP45) telah selesai melaksanakan kegiatan Malam Keakraban (Makrab). Makrab merupakan salah satu kegiatan rutin tahunan BEMFH UP45 yang bertujuan untuk mewadahi mahasiswa baru agar lebih mengenal kakak-kakak tingkatnya. Khusus Makrab 2016 Fakultas Hukum ini dilaksanakan  pada tanggal 19-20 Nopember 2016 di Watu Lawang, Mangunan, Bantul.

Kegiatan ini diikuti sekitar 37 peserta, yang terdiri dari Dekan, Kaprodi, Dosen, dan Mahasiswa Fakultas Hukum, baik yang Regular maupun P2K. Kegiatan ini secara resmi dibuka langsung oleh Dekan Fakultas Hukum UP45, yaitu Sobirin Malian. Dalam sambutannya Sobirin berpesan kepada mahasiswa FH agar bisa memanfaatkan kegiatan ini semaksimal mungkin untuk menambah relasi.

“Saya bukan orang yang pintar, tapi saya adalah orang yang banyak teman. Nah, dari banyak teman itu lah saya bisa sampai seperti sekarang ini. Tawaran ngajar, ini, itu, salah satunya juga karena punya kenalan teman. Jadi, banyak-banyaklah kalian mencari teman, salah satunya ya dari acara Makrab ini”, pesan Sobirin.

Hal yang serupa juga disampaikan oleh Puguh Windrawan selaku Kaprodi Ilmu Hukum dan Cecep Tedy Siswanto selaku Dosen FH UP45. Mereka juga berpesan kepada para mahasiswa agar Makrab ini menjadi sebuah wadah yang bisa membuat satu sama lain lebih dekat dan lebih akrab.

Puguh juga mengapresiasi panitia Makrab yang telah sukses menyelenggarakan kegiatan ini. Meskipun mengalami keterbatasan tenaga, Harun selaku ketua panitia dan Anam selaku Ketua BEMFH UP45 masih tetap terus semangat demi suksesnya acara Makrab ini.

Dalam kegiatan ini, juga dilakukan Sharing Keluarga FH UP45. Acara ini dimanfaatkan oleh teman-teman untuk menyampaikan keluh kesah, susah senang, saran dan solusi, serta harapan untuk majunya Fakultas Hukum. Para mahasiswa terlihat sangat antusias dalam sharing ini. Banyak sekali saran-saran yang disampaikan oleh mereka, tak terkecuali mahasiswa baru. Harapan kedepan, BEMFH UP45 dapat terus mewadahi teman-teman FH untuk saling bersilaturrahmi dan berdiskusi diiringi aksi demi kemajuan Fakultas Hukum UP45. (S.A)

Jessica Dalam Proklamasi Lawyer Club UP45

 Proklamasi Lawyers Club

“ Review Hasil Putusan Jessika”

Yogyakarta – Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta (LKBH FH UP45) kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap kualitas intelektual mahasiswa, khususnya mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta. Kali ini untuk pertama kalinya, LKBH FH UP45 menyelenggarakan sebuah kegiatan yang diberi nama “PLC (Proklamasi Lawyers Club)”. Menurut Hindra Pamungkas, selaku lawyer di LKBH FH UP45 sekaligus Dosen Fakultas Hukum UP45, kegiatan ini terfilosofi dari sebuah acara di televisi, yaitu “ILC (Indonesia Lawyers Club)”, mengingat  diskusinya berada di lingkungan Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta, maka muncul gagasan nama untuk kegiatan ini yaitu “PLC (Proklamasi Lawyers Club)”.

Melihat mahasiswa Fakultas Hukum UP45 senang melakukan diskusi dan sering mengikuti seminar-seminar yang bagus  memicu mahasiswa untuk berpendapat, oleh karena itulah LKBH FH UP45 mempunyai inisiatif untuk mewadahi mahasiswa yang ingin mengembangkan bakatnya. Melalui PLC ini, mahasiswa bisa berdiskusi secara akademis yang disertai dasar-dasar hukumnya, sehingga diskusi yang dilakukan bermutu dan bukan hanya debat kusir semata”, ungkap Hindra. Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Nopember 2016 pukul 18.00 WIB merupakan kegiatan perdana, yang mana pesertanya dihadiri oleh Dosen Fakultas Psikologi UP45, Dosen Fakultas Hukum, dan mahasiswa Fakultas Hukum UP45 mulai angkatan 2013, 2014, 2015, hingga 2016. Kasus yang diangkat dalam PLC yang perdana ini yaitu “Review Putusan Jessica”.

Diskusi dimoderatori oleh Lucia Setyawahyuningtyas, yang menjabat di bagian Divisi Non-Litigasi LKBH FH UP45 sekaligus Dosen Fakultas Hukum UP45. Diskusi diawali oleh tim kontra yang dalam hal ini diwakili oleh Erni Lestari (angkatan 2013). Erni menyampaikan bahwa dirinya tidak setuju dengan amar putusan yang telah dibacakan oleh hakim dalam persidangan Jessica. Menurut Erni, “pada saat 70 menit setelah pemeriksaan, belum ditemukan adanya sianida, namun setelah 3 hari berikutnya, baru dilaporkan bahwa ada sianida di dalam tubuh Mirna sebanyak 0,2 mg”. Pendapat Erni (angkatan 2013) semakin diperkuat oleh rekan di tim kontra, yaitu Arjun Duila (angkatan 2016). Arjun (angkatan 2016) menambahkan bahwa sianida yang ditemukan di dalam tubuh Mirna perlu dipastikan apakah memang berasal dari kopi atau bukan, karena sianida bisa juga ditemukan saat kita mengkonsumsi makanan lain, salah satu contohnya adalah singkong.

Tim pro terhadap putusan Jessica tentu tidak mau kalah dengan argumen yang disampaikan oleh tim kontra. Tim pro pun turut unjuk gigi dalam diskusi ini. Bambang Priyo Priambodo (angkatan 2015) menyanggah pendapat tim kontra. Menurut Bambang, wajar jika sianida tidak ditemukan pada 70 menit pertama setelah kejadian karena tidak diperiksa secara menyeluruh. Rian (angkatan 2015), Hamid (angkatan 2016), dan Andi Wegig Susilo (angkatan 2014) turut mendukung pendapat Bambang. Menurut ketiganya, adanya CCTV sudah cukup memberikan pertunjuk tentang kebenaran bahwa Jessica lah yang merupakan pembunuh Mirna. Melihat argumen kedua tim sangat menarik dan semakin memanas, Indra Wahyudi (Dosen Psikologi UP45) dan Puguh Windrawan (Dosen FH) selalu mencoba menengahi suasana diskusi. Keduanya sama-sama memberikan pemahaman-pemahaman dan penjelasan-penjelasan logis yang berdasar pada teori-teori psikologi maupun hukum.

Acara tersebut berjalan sangat aktif dan mendapatkan antusias dari para peserta. Lucia selaku moderator menyampaikan kebanggannya terhadap para mahasiswa angkatan 2016, yang tidak mau kalah dengan kakak-kakak tingkatnya, meskipun mereka boleh dikatakan baru belajar dasar ilmu hukum, namun boleh dikata sudah bisa menunjukkan kemampuan untuk berargumen dalam diskusi PLC ini. “Senang rasanya, bangga, ternyata teman-teman mahasiswa Fakultas Hukum UP45 memiliki bakat yang luar biasa serta cara berargumennya pun sudah semakin mantap karena disertai dasar-dasar hukumnya dan disamping itu di lihat dari segi emosional dalam menyampaikan argumen pun sudah kelihatan”, tambah Sulfi Amalia (Bagian Kesekretariatan LKBH), saat berada di ruang wawancara bersama Lucia.

Harapan kedepan, PLC ini bukan hanya lingkup Fakultas Hukum saja, namun juga mengundang dari fakultas lain. Hal tersebut sesuai dengan saran yang diberikan oleh Zainal Arifin (angkatan 2013). Ia sangat berharap PLC yang akan datang bisa mendatangkan teman-teman dari Fisipol, Ekonomi, Teknik, dan Psikologi, sehingga terjadi kolaborasi antar ilmu. Saran Zainal pun direspon baik oleh para pengurus LKBH FH UP45 yang dalam hal ini menjadi penyelenggara PLC. (S.A)

Kunjungan Studi Mahasiswa Prodi Administrasi Negara UP45 ke Kementerian Sekretariat Negara RI

Mahasiswa Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta melakukan kegiatan Study Tour ke Jakarta pada 15-17 November 2016. Di hari pertama, Selasa, (15/11), kunjungan dilakukan ke kantor Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia (Setneg RI).

Delegasi mahasiswa disambut dengan hangat oleh pihak Setneg RI. Hadir di dalam acara ini adalah Prof. Dr. H. Dadan Wildan, M.Hum, Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan, yang sekaligus memberikan materi tentang “Reformasi Birokrasi Kementerian Sekretariat Negara” dan Faisal Fahmi, S.H., M.H., Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Publik.

Prof. Dadan memberikan materi yang sangat penting tentang reformasi birokrasi, terutama di era pemerintahan Jokowi. Reformasi birokrasi menghendaki pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance). Penyelenggaraan negara dituntut mengedepankan proses demokratisasi melalui pemberdayaan lembaga-lembaga swadaya masyarakat, civil society yang aktif, kemitraan antara pemerintah dan masyarakat, dan kemampuan menghadapi pluralisme.

Berdasarkan Peraturan Menteri Sekretaris Negara RI Nomor 3 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja kementerian Sekretariat Negara, kedudukan Sekretariat Negara adalah lembaga pemerintah yang dipimpin oleh Menteri Sekretaris Negara, berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Tugas pokok Setjen adalah menyelenggarakan dukungan teknis dan administrasi serta analisis urusan pemerintahan di bidang kesekretariatan negara untuk membantu presiden dan wakil presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

Dadan menjelaskan bahwa Kemensetneg memiliki model reformasi birokrasi bernama Inovasi Smart Governance Institution. Ada empat aspek inovasi yang dikembangkan, yakni aspek akuntabilitas, aspek debirokratisasi, aspek pengembangan SDM, dan aspek digitalisasi. Inovasi birokrasi dan pelayanan publik ini membuat pemerintah menjadi semakin dekat dengan masyarakat.

Para mahasiswa yang hadir sangat antusias dengan diskusi yang berlangsung di ruang rapat lantai 4 gedung III Kementerian Sekretariat Negara ini. Mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan berdiskusi untuk memperkaya wawasan dalam memahami realitas reformasi dan tata kelola pemerintahan yang baik. (H.S)

 

Lebih Cermat Dalam Menerapkan Pasal Melalui Praktek Peradilan Semu Fakultas Hukum UP45

Yogyakarta – Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta (LKBH FH UP45) kembali menyelenggarakan Simulasi Praktek Peradilan Semu untuk yang ke sekian kalinya. Praktek peradilan semu yang diselenggarakan pada kesempatan kali ini terlihat lebih tegang dan lebih melekat pada suasana peradilannya sebagaimana layaknya sidang yang sesungguhnya di Pengadilan. Kasus yang diangkat dalam praktek peradilan kali ini adalah Pencurian Pertalite di SPBU Liliput. Adapun yang menjadi dasar diangkatnya kasus tersebut  mengingat branding Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta adalah The University of Petroleum.

Sidang Peradilan Semu ini diperankan oleh Mahasiswa Fakultas Hukum Angkatan 2014. Hakim Ketua diperankan oleh Murdiono, dengan dua Hakim Anggotanya yaitu Heriyanto dan Tommy. Suasana sidang semakin lebih menarik dengan posisi Jaksa Penuntut Umum dan Penasihat Hukum yang diperankan oleh para srikandi Fakultas Hukum. Jaksa Penuntut Umum diperankan oleh Eka Fitri Damayanti, sedangkan Penasihat Hukum diperankan oleh Ceria. Para mahasiswa tersebut memainkan peran sebagaimana layaknya peradilan yang sesungguhnya.

Adapun yang menarik dalam praktek peradilan semu pada kasus pencurian pertalite ini adalah Jaksa Penuntut Umum menuntut terdakwa, yang dalam kasus ini diperankan oleh Budi, dengan menunjuk pada pasal 362 KUHP. Berdasarkan surat tuntutan tersebut, Penasihat Hukum pandai mecari celah untuk dilakukan pembelaan terhadap terdakwa. Menurutnya, penerapan pasal 362 KUHP kurang tepat diterapkan dalam kasus pencurian ini. Pasal yang lebih tepat untuk penuntutan adalah Pasal 364 KUHP, karena nilai nominal objek yang dicuri kurang dari Rp 2.500.000. Barang bukti yang disita adalah 1 botol Pertalite 1,5 Liter.

Ketelitian seperti itulah yang diharapkan dalam pelaksanaan praktek peradilan semu, sehingga Mahasiswa menjadi lebih teliti dan bisa lebih menguasai medan perkara. Tidak hanya itu, mahasiswa juga akan menjadi lebih terbiasa dan lebih mudah terarah dalam melakukan penerapan pasal-pasal dalam kasus yang ditangani. (SA)

Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Penambangan Minyak Bumi pada Sumur Tua

Sumur tua merupakan sumur minyak yang pengeborannya telah dilakukan puluhan tahun dan produksi nya telah mengalami penurunan sehingga tidak diusahakan lagi oleh kontraktor besar. Namun, Sumur tua masih memiliki nilai ekonomi bila dikelola oleh pemerintah daerah. Di Indonesia, partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumur tua diatur dengan peraturan menteri ESDM No. 1 tahun 2008. Meski sudah ada regulasinya, partisipasi masyarakat masih banyak menemui kendala.

Pada acara Diskusi Energi yang diadakan oleh EMGI UP 45 diangkat topik terkait partisipasi masyarakat. Acara yang diadakan pada tanggal 9 November 2016, mengundang Dr. Bening Hadilinatih, M.Si dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UP45, sebagai pembicara.  Tema diskusi merupakan hasil penelitian Bening saat menyelesaikan program Doktoralnya yaitu berjudul Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Penambangan Minyak Bumi pada Sumur tua.

Kegiatan penambangan minyak bumi sangat mempengaruhi kondisi sosial, ekonomi, lingkungan maupun budaya daerah setempat. Pemerintah dan perusahaan pengelola pertambangan memiliki tanggung jawab untuk memberdayakan masyarakat guna peningkatan kapasitas. Akan tetapi, proses pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan penambangan minyak bumi pada sumur tua seringkali belum menghasilkan partisipasi masyarakat lokal yang berkualitas.

Faktor rendahnya partisipasi masyarakat lokal ini yang kemudian disoroti dan diteliti. “Untuk menjawab kasus tersebut perlu dianalisis faktor-faktor pemberdayaan meliputi karakteristik masyarakat penambang, dukungan terhadap proses pengembangan kapasitas serta hubungan kewenangan antara masyarakat penambang dengan lembaga pengelola penambangan” tutur Bening.

Proses penambangan minyak oleh masyarakat dengan cara tradisional masih ditemukan tidak memperhatikan keamanan fisik dan kelestarian lingkungan. Selain itu, Peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tidak diimbangi dengan kesadaran pentingnya investasi masa depan menyebabkan muncul pola perilaku yang konsumtif, selera masyarakat meningkat sehingga penghasilan yang diperoleh hanya untuk kecukupan kebutuhan sehari-hari. Pada kondisi ini, Perekonomian memiliki ketergantungan yang sangat kuat pada kegiatan pertambangan.  Pendidikan dan pemahaman kepada  masyarakat perlu dilakukan untuk merubah pemikiran praktis dari penambang sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas partisipasi.  “pemberdayaan harus diarahkan pada peningkatan kapasitas multidimensional masyarakat.” Tegasnya.

Bening menambahkan faktor lain yang mempengaruhi kualitas partisipasi masyarakat adalah penguatan peran pemerintah daerah  dan ketegasan pemerintah dalam melaksanakan regulasi. “Harus ada regulasi yang matang antara hak dan kewajiban. Regulasi perlu direvisi karena tidak mengkover hubungan kewenangan pemerintah, masyarakat, dan penanam modal secara rinci dan jelas.” Ungkapnya. (D.S)

Pengembangan Diri Melalui Pelatihan Penulisan Jurnalistik

EMGI UP45, mengadakan Pelatihan Penulisan Jurnalistik pada 08 November 2016 pukul 13.00 WIB di ruang A101. Pelatihan ini merupakan pertemuan ke dua dari rangkaian Pelatihan Penulisan Jurnalistik dan Proposal Penelitian. Pelatihan ini diikuti oleh dosen-dosen muda UP45 dari berbagai prodi. Pembicara dalam pelatihan ini adalah Drs. Krisno Wibo, M.Si., Koordinator Swara Kampus Kedaulatan Rakyat.

Kegiatan ini bertujuan mendukung para dosen dalam mengembangkan kemampuan menulis. Pada pertemuan ini, diharapkan para dosen mampu membuat news tentang kegiatan yang sedang berlangsung. “Berita tersebut merupakan berita langsung yang inti berita berada di awal paragraph,” kata Krisno. Dengan begitu, bentuk berita ini akan seperti piramida yang terbalik, ujarnya.

“Latihan, penugasan dan evaluasi yang diberikan pada pelatihan jurnalistik ini diharapkan mampu mengasah kemampuan para dosen sehingga menjadi batu loncatan dalam penulisan artikel dan proposal penelitian. Dengan begitu, salah satu tujuan Tri Dharma Perguruan Tinggi sudah tercapai”, kata Bambang selaku Direktur EMGI UP45. (FAG)

Pendidikan Karakter IAYP di UP45 Diuji Kebermanfaatannya

Pendidikan karakter IAYP (International Award for Young People) adalah strategi cerdas yang ditemukan oleh Kurt Hahn (1896-1974) seorang ahli pendidikan dari Jerman. Pendidikan karakter IAYP tersebut atau DoEA (The Duke of Edinburgh’s Award) kini dipimpin oleh HRH The Duke of Edinburgh atau Pangeran Phillip dari Inggris (Belgutay, 2012). Pendidikan karakter IAYP disebut cerdas karena kegiatannya sangat sesuai dengan generasi muda usia 14-25 tahun. Pada usia tersebut, anak-anak muda digembleng dengan berbagai kegiatan yang menuntut munculnya perilaku bertanggung jawab, tidak berperilaku prokrastinansi, mandiri, jujur, dan tekun. Rangkaian kualitas sumber daya manusia unggul itulah yang ingin dimasukkan oleh Kurt Hahn dalam benak dan hati anak-anak muda. Anak-anak muda adalah pemimpin pada masa depan. Oleh karena itu mereka harus dipersiapkan sejak remaja, bahkan kalau memungkinkan sejak masa kanak-kanak.
 
Apa saja kegiatan IAYP? Kegiatan utama ada tiga yaitu rekreasi dan olah raga, ketrampilan, dan pelayanan masyarakat. Pendidikan karakter IAYP ini ada tiga level yaitu perunggu, perak, dan emas. Untuk level perunggu, kegiatan oelah raga, ketrampilan, dan pelayanan masyarakat masing-masing dilakukan minimal 60 menit/minggu, selama 3 bulan. Kegiatan selanjutnya adalah spesialisasi, yang berupa salah satu dari 3 kegiatan utama tersebut. Kegiatan spesialisasi ini juga dilakukan minimal 60menit/minggu selama 3 bulan. Setelah kegiatan utama usai, maka kegiatan selanjutnya adalah petualangan. Petualangan ini dilakukan selama 2 hari satu malam. Contoh kegiatan petualangan adalah kemping, naik gunung, atau kegiatan luar ruangan lainnya serta dilakukan di luar kota. Pada masa Kurt Hahn masih hidup, maka petualangan yang dilakukan adalah berlayar. Anak-anak muda Jerman harus mempunyai fisik yang bagus kondisinya, dan senang berpetualangan menjelajah negeri. Cobalah bayangkan, apabila kondisi fisik para pemuda Indonesia juga bugar, maka Indonesia akan maju.
 
Persoalan yang paling sering muncul dalam pelaksanaan kegiatan IAYP adalah peserta sering malas, tidak teratur, dan sering menunda-nunda (prokrastinansi) dalam melakukan kegiatan. Alasan yang paling sering dikemukakan peserta pada leader (pembina peserta) adalah adanya kegiatan kuliah, belajar karena besoknya ada ujian, melakukan praktikum, mengantar ibu ke pasar, dan sebagainya.
 
Semua alasan adalah benar karena memang dikemukakan untuk membenarkan suatu perilaku. Pada intinya peserta minta dimaafkan karena tidak melakukan 3 kegiatan tersebut secara rutin. Padahal rutinitas adalah dasar pembentukan kebiasaan. Kebiasaan yang dilakukan terus menerus akan membentuk karakter. Bila peserta secara rutin melakukan pelayanan masyarakat, maka ia terbiasa menolong orang lain yang kesusahan, sehingga karakter peduli pada orang yang lemah menjadi terbentuk (melekat) pada diri individu.
 
Kebiasaan menunda-nunda melaksanakan kegiatan inilah yang menarik untuk diteliti. Penelitian dilakukan oleh Singgih Purwanto, seorang mahasiswa Psikologi Univesitas Proklamsi 45 Yogyakarta. Ia juga peserta program IAYP, dan sudah menyelesaikan pada level perunggu dan perak. Sebagai peserta program IAYP, Singgih juga pernah terlambat melakukan kegiatan. Ia juga menyaksikan puluhan teman-temannya gagal dalam menyelesaikan program pendidikan karakter itu. Singgih menjadi penasaran, mengapa banyak temannya yang gagal dalam menyelesaikan program IAYP, padahal kegiatan-kegiatannya sangat sederhana.
 
Berbekal penelitian tentang prokrastinansi (Steel, 2007), Singgih mewawancarai 30 teman-temannya di Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta. Hasil wawancara dan penelitiannya menunjukkan bahwa mahasiswa melakukan prokrastinansi karena mereka kurang berhati-hati dalam menatap masa depannya. Mereka kurang mampu berkonsentrasi, tidak mampu membuat perencanaan, dan kurang mempunyai keinginan untuk mencapai sesuatu yang lebih tinggi dalam hidupnya. Singkat kata, mahasiswa yang terbiasa menunda-nunda pelaksanaan suatu tugas, cenderung gagal dalam menyelesaikan kegiatan IAYP. Kebiasaan menunda-nunda kegiatan IAYP ini akan terbawa dalam kehidupan sehari-hari. Mahasiswa akhirnya mempunyai karakter prokrastinansi.
 
Untuk mengatasi prokrastinansi, maka Singgih menyarankan agar peserta belajar untuk berkonsentrasi, membuat perencanaan kegiatan dan selalu memacu diri untuk mencapai sesuatu yang lebih tingggi (need for achievement). Agar prokrastinansi itu tidak menjadi penyakit kelak di kemudian hari, maka mahasiswa Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta diajak Singgih untuk melakukan kegiatan IAYP dengan bersungguh-sungguh. Mumpung masih mahasiswa, masih muda umurnya, belum berkeluarga, dan belum bekerja, maka pembentukan karakter terpuji harus segera dilakukan, yaitu melalui kegiatan IAYP.
 
Pada 29 September 2016, Singgih dan 62 temannya telah diwisuda di Hotel Grand Cokro Yogyakarta. Berkat ketekunan dan perilaku tidak menunda-nunda, maka Singgih dinobatkan menjadi salah satu wisudawan dengan predikat cum-laude. Raktor UP45 memberi selamat atas prestasi Singgih yang luar biasa ini. Dalam wisuda tersebut ada 4 teman Singgih yang juga diwisuda. Mereka adalah Romadhon, Nurul Komari Sari Apriliani, Yusna Hanung Purwandari, dan Richanatus Syarifah. Istimewanya, empat sekawan itu juga mengikuti program IAYP meskipun berbeda level. Romadhon dan Nurul sudah menyelesaikan level perak, sedangkan Yusna dan Richanatus sudah menyelesaikan level perunggu. Keistimewaan kedua, mereka berlima lulus tepat waktu yaitu 4 tahun. Ini adalah bukti nyata bahwa program IAYP juga ikut mensukseskan proses belajar mahasiswa.
 
Wisuda S1 tersebut pada hakekatnya merupakan saat bagi pembuktian bahwa karakter mereka benar-benar telah teruji melalui program IAYP. Ketika mereka bekerja dalam suatu organisasi, maka mereka benar-benar dituntut untuk disiplin mengerjakan tugas, tekun, bertanggung jawab, mandiri, jujur, serta yang penting adalah tidak melakukan prokrastinansi. Semoga program IAYP yang bagus ini tetap dapat terlaksana dengan lancar di Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta. [SUMBER]