April 27, 2024
blok masela, artikel universitas proklamasi 45 yogyakarta

<p style="text-align:justify">Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman menyatakan lapangan gas abadi Masela memiliki kandungan gas yang cukup besar, dan berada di perbatasan dengan Australia. Dengan dibangun pengolahan di darat (<em>onshore</em>) dinilai dapat menjadi salah satu cara mempertahankan kedaulatan negara ini. &lrm;</p>

<p style="text-align:justify">&quot;Masela itu di perbatasan Australia dengan Indonesia. Tepatnya di Maluku,&quot; ujar Tenaga Ahli bidang Energi&lrm; Kemenko bidang Kemaritiman Haposan Napitupulu di Jakarta, Jumat (11/3/2016).</p>

<p style="text-align:justify">Berdasarkan kajian Kemenko Maritim dan Sumber Daya sebelumnya, biaya pembangunan kilang darat sekitar US$ 16 miliar. Sedangkan jika dibangun kilang apung di laut (<em>offshore</em>), nilai investasinya lebih mahal mencapai US$ 22 miliar. Dengan demikian, kilang di darat lebih murah US$ 6 miliar dibandingkan dengan kilang di laut.</p>

<p style="text-align:justify">Angka ini sangat berbeda dengan perkiraan biaya dari Inpex dan Shell. Keduanya kompak menyatakan, pembangunan kilang <em>offshore</em> hanya menelan dana US$ 14,8 miliar. Sedangkan pembangunan kilang di darat, mencapai US$ 19,3 miliar.&nbsp;</p>

<p style="text-align:justify">Haposan juga menegaskan pengelolaan gas Blok Masela di Maluku tidak bisa disamakan dengan &lrm;pengolahan gas yang dilakukan Petronas di Malaysia maupun lapangan gas Prelude di Australi&lrm;a.<br />
<br />
Dia menjelaskan, Petronas membangun fasilitas pengolahan gas cair (<em>Liquid</em> <em>Natural Gas</em>/LNG) di tengah laut (FLNG) karena kandungan gas lapangan yang dikelola lebih kecil ketimbang Masela.</p>

<p style="text-align:justify">&quot;Petronas katanya membangun FLNG. Ya betul Petronas membangun FLNG dengan justifikasi bahwa lapangan yang dibangun Petronas itu adalah kecil dan tidak termanfaatkan selama ini&lrm;,&quot; dia menjelaskan.<br />
<br />
Menurut dia, dengan kandungan gas yang kecil jika fasilitas pengolahan gas dibangun di&lrm; darat (<em>onshore</em>) tidak berguna kalau kandungannya habis. Sebab itu dipilih FLNG, yang bisa dipindah ke lapangan gas lain yang masih memiliki kandungan gas.<br />
<br />
&quot;Karena kalau dialirkan ke darat, lapangan itu kecil dan diproyeksikan cuma 3-5 tahun. Dan kalau bangun pipa ke darat yang jauh, cuma 3-5 tahun terlalu mubazir. Jadi dibangun pakai kapal, sehinga jika migasnya sudah habis pindah lagi ke lapangan yang kecil-kecil. Jadi begitu,&quot; jelas dia.<br />
<br />
Sementara untuk lapangan gas Prelude di Australi&lrm;a, terbentur dengan lahan yang menjadi cagar budaya nenek moyang Australia suku Aborigin. Karena itu dipilih pengolahan gas di tengah laut.<br />
<br />
&quot;Kemudian juga mengalami kesulitan ketika membangun di darat, seperti di Australia kalau dibawa ke darat itu, dia Prelude itu heritage-nya orang Aborigin. Jadi enggak bisa dibangun di situ,&quot; tutur Haposan.</p>

<p style="text-align:justify">Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said sebelumnya menegaskan keputusan pembangunan infrastruktur gas <a href="http://bisnis.liputan6.com/read/2451931/tanggapan-ekonom-soal-pengembangan-blok-masela">Blok Masela</a>, Maluku, berada di&nbsp;tangan Presiden Joko Widodo&nbsp;(Jokowi). Sudirman&nbsp;berharap Presiden Jokowi&nbsp;Segera memutuskannya.&nbsp;</p>

<p style="text-align:justify">Sudirman mengaku, selama ini dirinya&nbsp;mendapat banyak pertanyaan tentang keputusan pembangunan fasilitas pengolahan gas di blok gas abadi tersebut. Namun, ia tetap menunggu keputusan dari Presiden Jokowi untuk menentukan pembangunan infrastruktur tersebut.</p>

<p style="text-align:justify">&quot;Tapi tentu juga ada yang bertanya.Jawabannya sama dimanapun saya mengatakan. Bapak presiden sudah menyampaikan rangkaiannya,&quot; kataSudirman. (Pew/Nrm)</p>

<p style="text-align:justify"><a href="http://bisnis.liputan6.com">Sumber</a></p>

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *